Soalnya, dari target 40.000 wirausaha baru tahun ini, baru 1.000-an peserta OK OCE yang mengantongi izin usaha mikro kecil (IUMK) atau surat keterangan usaha (SKU).
"Ini bagaimana kesiapan dari Pemprov DKI? (Target) 200.000 itu selama lima tahun jabatan, berarti setahun 40.000 orang. Mana? Udah hampir setahun," ujar Bestari di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (10/9/2018).
Jika target 40.000 wirausaha baru tidak berhasil dicapai tahun ini, lanjut dia, Pemprov DKI juga akan kesulitan mengejar target tersebut pada 2019. Belum lagi ditambah target murni tahun 2019 yang juga harus menelurkan 40.000 wirausaha baru.
"Apa tahun depan bisa 80.000? Terus duitnya dari mana," kata Bestari.
Ketua Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) Faransyah Jaya sebelumnya mengatakan, kesuksesan program OK OCE didasarkan pada jumlah peserta yang mengantongi IUMK atau SKU.
Dari target 40.000 per tahun, baru 1.000-an peserta OK OCE yang mengantongi IUMK atau SKU.
"Dari 1.000 (peserta) itu, UMK-nya baru 450-an, sisanya itu SKU," kata Faransyah, Minggu kemarin.
Sementara itu, data Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) DKI Jakarta menunjukkan baru 608 peserta OK OCE yang mengantongi izin IUMK.
Faransyah mengakui masih banyak pekerjaan untuk memenuhi target 40.000 wirausaha baru yang memiliki IUMK atau SKU dalam waktu empat bulan terakhir di sisa tahun 2018 ini. Namun, dia optimistis target itu akan terpenuhi.
PGO meminta tiap kelurahan di Jakarta menerbitkan 200 IUMK atau SKU hingga akhir 2018 untuk mengejar target tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/10/14143671/dprd-pertanyakan-kesiapan-pemprov-dki-jalankan-program-ok-oce