Salin Artikel

Kenapa Sekarang Tak Ada Anggaran Rp 800.000 buat Warga Beli Kafan dan Papan?

Ceritanya bermula ketika Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik mempertanyakan anggaran yang dulu pernah ada di Pemprov DKI.

"Kenapa sih sekarang enggak ada anggaran Rp 800.000 kaya dulu buat warga beli kafan, papan, segala macam? Pak, warga enggak siapin kafan tuh dari jauh-jauh hari. Masa kita enggak bisa siapin," ujar Taufik di Gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Kamis (13/9/2018).

Taufik menyampaikannya kepada Kepala Dinas Kehutanan Djafar Muchlisin dalam rapat Kebijakan Umum Perubahan Anggaran Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) 2018.

Dulu, warga yang meninggal bisa mendapatkan dana tersebut untuk membeli perlengkapan pemakaman ketika keluarganya meninggal.

Menanggapi itu, Djafar mengatakan anggaran untuk itu memang sudah tidak ada lagi.

"Dulu ada, sekarang enggak ada," kata Djafar.

Alasannya, pada tahun 2016 terdapat Surat Keputusan Gubernur yang menyatakan pemberian uang tunai pada warga tidak diperbolehkan lagi. Akhirnya, kegiatan itu sudah tidak dianggarkan lagi sejak awal 2017.

Namun, Dinas Kehutanan memiliki program pengganti. Warga miskin DKI yang keluarganya meninggal dunia bisa mendapatkan layanan jasa petugas Dinas Kehutanan.

Nantinya, petugas akan mendatangi kediaman warga sambil membawa segala perlengkapan pemakaman. Mulai dari kain kafan, papan makam, dan tenda.

Tahun ini, Dinas Kehutanan sudah menganggarkan Rp 1,5 miliar untuk memenuhi kebutuhan itu. Setiap bulan Dinas Kehutanan melayani rata-rata 120 kejadian kematian warga.

Taufik pun menilai anggaran itu masih kurang.

"Kuranglah, orang Jakarta ini banyak yang miskin," ujar Taufik.

Anggota banggar lain juga menilai anggaran itu mesti ditambah. Setelah didesak, akhirnya Djafar bersedia menambah anggaran itu.

Namun, dia hanya mampu menambah Rp 200 juta karena waktu yang tersedia pada tahun ini tinggal sedikit. Sedangkan pihaknya harus melakukan lelang dulu untuk melakukan pengadaan.

"Rp 200 juta dulu Pak karena terkendala waktu lelang," kata dia.

Akhirnya, forum banggar menyetujui penambahan pembelian perlengkapan ini. Pembelian kain kafan, papan, dan terpal masing-masing ditambah Rp 200 juta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/13/20083401/kenapa-sekarang-tak-ada-anggaran-rp-800000-buat-warga-beli-kafan-dan

Terkini Lainnya

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Ulah Nekat Pria di Jakut, Curi Ban Beserta Peleknya dari Mobil yang Terparkir gara-gara Terlilit Utang

Megapolitan
Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Dharma Pongrekun Unggah 840.640 Dukungan Warga DKI ke Silon, KPU: Syarat Minimal Terpenuhi

Megapolitan
Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Istri Oknum Pejabat Kemenhub Akui Suaminya Ucap Sumpah Sambil Injak Kitab Suci

Megapolitan
Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Polisi Tangkap Pelaku Tabrak Lari di Gambir yang Sebabkan Ibu Hamil Keguguran

Megapolitan
Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Polisi Akan Datangi Rumah Pemilik Fortuner yang Halangi Perjalanan Ambulans di Depok

Megapolitan
Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Polisi Selidiki Kasus Penistaan Agama yang Diduga Dilakukan Oknum Pejabat Kemenhub

Megapolitan
Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Viral Video Perundungan Pelajar di Citayam, Korban Telepon Orangtua Minta Dijemput

Megapolitan
Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Curhat Warga Rawajati: Kalau Ada Air Kiriman dari Bogor, Banjirnya kayak Lautan

Megapolitan
Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Heru Budi Bakal Lanjutkan Pelebaran Sungai Ciliwung, Warga Terdampak Akan Didata

Megapolitan
Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Ibu Hamil Jadi Korban Tabrak Lari di Gambir, Kandungannya Keguguran

Megapolitan
Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Jawab Kritikan Ahok Soal Penonaktifan NIK KTP, Heru Budi: Pemprov DKI Hanya Menegakkan Aturan

Megapolitan
Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Paus Fransiskus ke Indonesia September 2024, KWI: Bawa Pesan Persaudaraan Umat Manusia

Megapolitan
Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Diterima Jadi Polisi, Casis Bintara Korban Begal: Awalnya Berpikir Saya Gagal

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Polisi Kantongi Identitas Pengemudi Fortuner yang Halangi Laju Ambulans di Depok

Megapolitan
Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Dapat Ganti Untung Normalisasi Ciliwung, Warga Rawajati Langsung Beli Rumah Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke