Kepala Seksi Pembangunan Suku Dinas Sumber Daya Air Jakarta Pusat Fajar Avisena mengatakan, empat lokasi tersebut menjadi langganan banjir karena lokasinya lebih rendah dibandingkan aliran sungai atau saluran air tertutup bangunan.
Kendati demikian, ia mengklaim titik rawan banjir di Jakarta Pusat telah menurun dibandingkan tahun 2017.
"Jumlahnya kalau dibandingkan tahun sebelumnya sudah turun ya, Jakarta Pusat itu malah paling sedikit (titik rawan banjir). Jumlahnya saya belum hitung," ujar Fajar kepada Kompas.com, Kamis (27/9/2018).
Kawasan pertama yang menjadi langganan banjir adalah Kecamatan Cempaka Putih yang lokasinya berdekatan dengan aliran Kali Utan Kayu.
Kawasan tersebut menjadi langganan banjir karena struktur daratan lebih rendah dibandingkan aliran sungai.
Kawasan lainnya adalah Kecamatan Menteng, tepatnya depan Stasiun Cikini.
Kawasan tersebut menjadi langganan banjir karena saluran air yang tertutup akibat bangunan beton di sekitarnya.
Ketiga adalah Kecamatan Pasar Baru yang lokasinya berdekatan Kali Ciliwung Lama.
Sementara itu, kawasan terakhir adalah Terowongan Apron di Kecamatan Kemayoran.
Pemerintah Kota Jakarta Pusat, lanjut dia, terus melakukan langkah-langkah antisipasi banjir, termasuk normalisasi saluran air.
"Antisipasi banjir diantaranya normalisasi saluran seperti membangun saluran baru atau normalisasi saluran lama," ujarnya.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/09/27/18162091/ini-titik-titik-rawan-banjir-di-jakarta-pusat