Salin Artikel

Kemacetan di Tanah Abang Kerap Menyulitkan Damkar

Selain menguji kesabaran pengendara yang melintas di sana, kemacetan di Tanah Abang rupanya juga menyimpan masalah saat ada penanggulangan kebakaran.

Pasalnya, mobil pemadam kebakaran yang mestinya diprioritaskan pun kesulitan bila harus melewati kawasan itu. Mobil pemadam mesti rela ikut bermacet-macetan.

Hal itu disampaikan Karni, Kepala Regu B Pos Pemadam Kebakaran  (Damkar) Tanah Abang. Pos Damkar itu berada di jantung Tanah Abang. Lokasinya persis di samping pintu masuk Blok F Pasar Tanah Abang.

Karni mengatakan, perjalanan tim damkar untuk menaklukkan si jago merah sering terhambat oleh  kemacetan di area Tanah Abang.

"Kami kalau terima berita, kami langsung keluar tapi kami langsung ngejogrok di situ (terkena macet di depan) entah berapa menit baru bisa jalan lagi," kata Karni saat berbincang dengan Kompas.com, Selasa (2/10/2018).

Karni menuturkan, bila kemacetan sedang parah, tim Damkar butuh waktu satu jam untuk bisa mencapai Jalan Jatibaru Raya yang jaraknya tak mencapai satu kilometer dari Pos Damkar tesebut.

Padahal, kata Karni, petugas Damkar yang posnya paling dekat harus tiba di lokasi kebakaran delapan menit setelah menerima laporan.

"Kalau lowong ya sanggup, tapi lowongnya itu tengah malam, Minggu aja hari libur itu sudah penuh jalanan. Rata-rata kami setengah jam," kata dia.

Dibantu Pak Ogah

Demi menerjang kemacetan, tak jarang petugas Damkar bekerjasama dengan pak ogah yang biasa muncul di tiap persimpangan atau putaran balik.

Menurut Karni, para pak ogah itu membantu petugas Damkar dalam menghentikan kendaraan-kendaraan yang melintas di setiap persimpangan.

"Mungkin kalau menurut peraturan yang namanya pak ogah itu ditangkepin, melanggar kan? Tapi kalau lagi gini, petugas gak ada, kami malah dibantu, jadi ada positifnya," ujar Karni.

Ia berharap agar bahu dan badan jalan dapat disterilkan dari keberadaan pedagang kaki lima karena menghambat arus lalu lintas.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/03/12013081/kemacetan-di-tanah-abang-kerap-menyulitkan-damkar

Terkini Lainnya

BOY STORY Bawakan Lagu 'Dekat di Hati' Milik RAN dan Joget Pargoy

BOY STORY Bawakan Lagu "Dekat di Hati" Milik RAN dan Joget Pargoy

Megapolitan
Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke