Program itu kemudian resmi diterapkan per 1 Oktober 2018. Nama OK Otrip pun diubah sehubungan dengan penerapan program itu.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengumumkan program integrasi itu dengan nama Jak Lingko pada Senin (8/10/2018).
Berikut lima fakta soal perubahan OK Otrip menjadi Jak Lingko.
1. Arti nama Jak Lingko
Anies menyampaikan, nama program integrasi transportasi antarmoda itu diambil dari kata lingko.
Menurut dia, lingko merupakan kosakata baru dalam bahasa Indonesia yang diserap dari bahasa Manggarai, Nusa Tenggara Timur.
Lingko berarti sistem terintegrasi seperti jejaring yang dulu digunakan untuk membangun distribusi air sawah di Manggarai.
Kata lingko disebut baru akan muncul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia pada akhir Oktober.
Pemprov DKI menggunakan kata lingko untuk mencerminkan jejaring rute integrasi transportasi antarmoda di Jakarta.
"Kami ingin gunakan kata lingko ini menjadi sistem transportasi terintegrasi. Bayangannya seperti jaring laba-laba. Jaring laba-laba itu bisa nyambung, dari rute mana pun bisa, dari titik mana pun ke titik mana pun dalam jaringan ini," kata Anies.
2. Sayembara desain logo Jak Lingko
Meski sudah ada nama baru, Pemprov DKI Jakarta belum memiliki logo Jak Lingko. Pemprov DKI akan menggelar sayembara desain logo tersebut.
"Kami ingin membuka sayembara kepada masyarakat untuk merancang logo Jak Lingko. Logonya tidak ditentukan oleh pemprov, kami mengundang warga Jakarta, mari rancang desain untuk Jak Lingko ini," ujar Anies.
Ia berharap, logo yang didesain warga mencerminkan jaringan sistem transportasi. Sayembara ini ditargetkan sebelum akhir Oktober.
Mekanisme dan ketentuan sayembara akan diumumkan melalui akun media sosial Pemprov DKI Jakarta dan PT Transjakarta.
3. Pembayaran tetap pakai kartu OK Otrip
Anies memastikan program Jak Lingko tetap sama dengan OK Otrip, meskipun namanya telah diubah.
Sistem pembayarannya pun tetap menggunakan kartu OK Otrip yang telah berlaku selama masa uji coba.
"Yang sekarang ada, kartunya, fasilitasnya, semuanya jalan seperti biasa. Sekarang melanjutkan yang sudah ada, branding-nya yang baru," ucapnya.
Saldo di kartu OK Otrip penumpang mulai terpotong ketika mereka melanjutkan perjalanan dengan bus transjakarta.
Biaya perjalanan yang dibebankan kepada warga maksimal Rp 5.000 dalam waktu 3 jam. Namun, tarifnya bisa lebih rendah dari itu jika penumpang hanya menggunakan satu kendaraan dalam sekali perjalanan.
4. Angkot Jak Lingko dilengkapi AC
Angkot-angkot yang bergabung dengan Jak Lingko secara bertahap akan dipasangi AC.
Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) DKI Jakarta Shafruhan Sinungan mengatakan, pemasangan AC merupakan bagian peremajaan angkot untuk memberikan kenyamanan kepada penumpang.
Pemasangan AC juga mengikuti ketentuan Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) Nomor 29 Tahun 2015 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek.
Saat ini, ada tiga angkot yang sudah dipasangi AC dengan desain kursi menghadap ke depan. Tiga angkot dengan trayek Pulogadung-Kota tersebut akan dioperasikan dalam waktu dekat.
5. Terintegrasi dengan LRT dan MRT
Jak Lingko tidak hanya mengintegrasikan angkot dengan transjakarta.
Moda transportasi berbasis rel, yakni light rail transit (LRT) dan mass rapid transit (MRT), juga akan diintegrasikan dalam program tersebut.
"Kenapa branding-nya baru? Ini adalah bagian dari awal karena kami nanti akan mengintegrasikan bukan saja bus mikro dengan sistem bus besar, tetapi juga nanti kami akan sambungkan dengan MRT, LRT," ujar Anies.
Saat ini, BUMD DKI Jakarta tengah menyelesaikan proyek LRT dan MRT. LRT dibangun PT Jakarta Propertindo, sementara MRT dibangun PT MRT Jakarta.
LRT jurusan Velodrome-Kelapa Gading rencananya akan beroperasi pada Desember 2018. Sementara itu, MRT fase I koridor Lebak Bulus-Bundaran HI akan dioperasikan Maret 2019.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/09/08121251/5-fakta-perubahan-wajah-ok-otrip-jadi-jak-lingko