Salin Artikel

Fakta Pasar Blok G, "Dihidupkan" Era Jokowi hingga Pedagang Belum Tahu soal Revitalisasi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pasar Blok G Tanah Abang akan direvitalisasi oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta untuk menarik minat masyarakat berbelanja di Blok G.

Revitalisasi itu masuk ke dalam program penataan kawasan Tanah Abang tahap dua setelah pembangunan jembatan multiguna atau skybridge rampung.

Seperti diketahui, Pasar Blok G 'dihidupkan' saat era kepemimpinan mantan Gubernur DKI Joko Widodo dan telah direncanakan untik direvitalisasi sejak kepemimpinan mantan Gubernur Ahok.

Menempatkan PKL

Catatan Kompas.com tahun 2013, Pasar Blok G Tanah Abang dihidupkan saat kepemimpinan mantan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo. Kebijakan itu diambil untuk menata kawasan Tanah Abang.

Saat itu, Blok G diperuntukkan bagi para pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di trotoar kawasan Tanah Abang.

Jokowi bersama jajaran Pemprov DKI meresmikan Pasar Blok G pada 2 September 2013.

Namun, para pedagang tak bertahan lama berdagang di Blok G karena kondisi yang sepi.

Sebagian pedagang memilih berdagang di trotoar sepanjang kawasan Tanah Abang. Sebagian lainnya bertahan di blok G dengan kondisi sepi pembeli.

Rencana revitalisasi era Gubernur Ahok

Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok pernah merencanakan revitalisasi Blok G.

Upaya tersebut bertujuan menarik minat pembeli untuk berbelanja di Blok G sekaligus menata kawasan Tanah Abang. Saat itu, banyak PKL yang berdagang di sepanjang trotoar.

"(Aspek) yang diubah adalah keseluruhan. Dari lahan yang ada akan dibagi-bagi untuk pasar, parkir, dan sarana lainnya," kata Asisten Manajer Teknik dan Tata Kelola Bangunan Pasar Tanah Abang Blok G, Iwan Oscandar, saat itu, Senin (6/4/2015).

Meski demikian, upaya tersebut tak kunjung terealisasi. Alasannya, Pemprov DKI belum mendapatkan lahan yang cocok untuk merelokasi sementara para pedagang selama pembangunan Blok G dilakukan.

Revitalisasi era Gubernur Anies Baswedan

Rencana revitalisasi Blok G pun dilanjutkan pada pemerintahan Gubernur DKI Anies Baswedan.

Sebelum revitalisasi Blok G dilakukan, sekitar 500 pedagang di Blok G harus dipindahkan terlebih dahulu ke tempat penampungan sementara (TPS).

Pemprov DKI telah menganggarkan biaya pembangunan TPS pedagang Blok G Rp 20 miliar.

Mantan Wakil Gubernur DKI Sandiaga Uno pernah memberikan opsi kepada PD Pasar Jaya selaku pengelola Blok G untuk menggunakan lahan milik Wakil Ketua DPRD DKI Abraham "Lulung" Lunggana sebagai penampungan sementara pedagang.

Pengadaan lahan relokasi pedagang Blok G itu nantinya akan dilakukan dengan sistem sewa.

Direktur Utama PD Pasar Jaya Arief Nasrudin mengatakan, luas lahan yang dimiliki Lulung kurang dari 3.000 meter persegi sehingga tidak bisa menampung semua pedagang.

Kemudian, Pemprov DKI dan PD Pasar Jaya mendapatkan lahan milik pengusaha Robby Sumampow di samping Hotel Pharmin, Jalan Jatibaru.

Namun, upaya sewa lahan itu dibatalkan karena harga sewa yang ditawarkan oleh pemilik lahan kepada PD Pasar Jaya lebih tinggi dari harga yang ditentukan Kantor Jasa Penilai Publik (KJPP).

"Saya harus ikuti harga KJPP, nah harga KJPP dan harga yang mereka tawarkan itu gap-nya jauh," ujar Arief, Selasa (10/4/2018).

TPS dibangun di lahan parkir Blok G

Akhirnya, PD Pasar Jaya memilih lahan parkir Blok G sebagai TPS yang akan menampung para pedagang. TPS baru mulai dibangun pada akhir Oktober 2018.

Nantinya, lanjut Arief, revitalisasi Blok G baru bisa dimulai setelah TPS selesai dibangun.

"Bangunan akan di-demolished (dibongkar) setelah TPS terbangun dan pedagang pindah. TPS akan mulai dibangun akhir Oktober bulan ini," ujar Arief, Rabu (17/10/2018).

Konsep revitalisasi

Blok G akan direvitalisasi dengan konsep menggabungkan pasar dan hunian. Pasar akan diletakkan di paling bawah.

Tempat parkir akan diletakkan di atas pasar. Di atas tempat parkir, terdapat dua blok di sisi kiri dan kanan.

Sisi kanan akan dijadikan hotel, sedangkan blok di sisi kiri akan jadi permukiman. Arief ingin area permukimannya dimaksimalkan jadi 9 lantai.

Arief yakin, adanya hotel di kawasan itu juga akan meningkatkan pendapatan pedagang.

"Kan ini dari mancanegara banyak, mereka yang tinggal hotelnya di situ (Blok G) jadi turun belanja," ujar Arief, Kamis (19/4/2018).

Pedagang belum tahu rencana revitalisasi

Namun, para pedagang mengaku belum mendapatkan sosialisasi terkait revitalisasi Blok G hingga Kamis (18/8/2018).

Salah satunya pedagang baju anak di lantai 3, Zumrah. Ia sama sekali tak mengetahui rencana relokasi pedagang Blok G Tanah Abang. 

"Belum pernah ada yang bilang gedung ini mau dirobohin. Kalau dirobohin, saya harus pindah dong," ujar Zumrah, saat ditemui Kompas.com, Kamis (18/8/2018).

Zumrah berharap, pengelola tetap memprioritaskan nasib para pedagang, meski gedung akan direvitalisasi. Ia tak masalah jika harus direlokasi ke tempat lain. 

"Saya dipindah juga enggak masalah, asalkan enggak mengurangi pendapatan saya. Nasib saya sudah enak di sini, jangan sampai saya dipindah malah bikin penghasilan menurun," kata dia. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/19/10335841/fakta-pasar-blok-g-dihidupkan-era-jokowi-hingga-pedagang-belum-tahu-soal

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke