Salin Artikel

4 Fakta Fenomena Asap Berbau Busuk di Tangsel dan Bintaro

Berbau menyengat

Warga di Jalan Pesantren RT 001 RW 003 Kelurahan Jurang Mangu Timur, Rabu (25/10/2018), mengeluhkan asap berbau menyengat yang keluar dari dalam tanah di sekitar kebun singkong milik warga. Fonomena tersebut terjadi sejak dua pekan belakangan.

Sejumlah warga menuturkan, bau menyengat itu tercium seperti bau belerang. Bau tersebut tercium hingga ke rumah mereka yang berjarak 100 meter dari kebun singkong.

Di sekitar lokasi yang menjadi sumber bau, tampak bubuk berwarna putih yang juga mengeluarkan bau menyengat.

Hal serupa terjadi di permukiman warga di Jalan Anggrek 1, Bintaro, Jakarta Selatan. Di lokasi itu asap putih berbau busuk mengepul dan menusuk penciuman warga.

Asap berbau menyengat ini keluar dari retakan tanah, tetapi tak terlihat ada api atau bara.

Warga mengatakan kejadian itu sudah berlangsung selama lima bulan. Biasanya asap membesar di pagi hari. Saat hujan, asap tetap muncul. Warga kebingungan mengatasinya.

"Bingung juga asap dari mana, baunya enggak enak banget," kata salah satu warga Jalan Anggrek, Tomi.

Didugas gas metana

Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Tangerang Selatan Toto Sudarto Asap mengatakan, asap berbau menyengat di Pondok Aren diduga gas metana yang berasal dari tumpukan sampah.

Di lokasi tersebut merupakan tempat pembuangan sampah yang sudah bertahun-tahun ditutup.

Asap dan bubuk berwarna putih yang ada di lokasi tersebut merupakan unsur gas metana yang keluar dari tumpukan sampah. Namun, agar mendapatkan data yang lebih valid, petugas dari DLH Tangerang Selatan tengah melakukan pemeriksaan di laboratorium.

"Itu bekas tumpukan sampah. Dulunya kan ditutup, jadi gas metananya keluar," ujar Toto.

Adapun Lurah Bintaro Dimas Prayudi menduga asap berbau busuk yang keluar dari gundukan tanah di Jalan Anggrek I berasal dari sisa pembakaran sampah.

Dimas menyebut, saat itu, pengelola lahan sempat membakar sampah. Namun, selesai membakar, sampah di lahan itu ditinggal begitu saja.

"Itu lahan pibadi milik warga. Rencananya kan diuruk soalnya isinya puing, ternyata sampah juga datang dari mana aja," kata Dimas.

Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Syarifudin mengatakan, dugaan sementara, asap itu adalah gas metana. Gas metana diduga terbentuk dari sampah yang tertimbun.

Saat musim kemarau, lapisan tanah yang panas memanaskan sampah di bawahnya. Pendinginan sampah dilakukan dengan menyirami air.

"Hasil pengecekan di lapangan, kemungkinan gas metana dari bekas timbunan sampah liar yang ditutup tanah," kata Syarifudin.

Berusaha dipadamkan

Sejumlah warga Pondok Aren berusaha memadamkan asap yang menimbulkan bau menyengat di permukiman mereka. Salah satunya dengan menyiramkan air ke dalam sumber bau. Namun, penyiraman yang dilakukan tidak memiliki dampak untuk mengurangi bau. Bahkan hingga kini asap putih berbau itu masih muncul dan dirasakan warga.

Di kawasan Bintaro, satu unit mobil pemadam kebakaran dikerahkan untuk memadamkan asap berbau busuk tersebut.

Sejak Rabu pagi, tiga petugas menyirami tanah yang mengeluarkan asap itu. Namun, asap masih muncul hingga Rabu siang.

Petugas bahkan memasukkan selang air ke bagian tanah yang retak. Namun, asap masih mengepul meski tidak terlalu besar.

Lurah Bintaro Dimas Prayudi megatakan, pihaknya akan melanjutkan pemadaman. Ia juga berencana meminta bantuan dari Dinas Sumber Daya Air untuk melakukan pengerukan.

"Kami coba minta bantuan alat berat untuk mengeruk," kata Dimas.

Warga diminta jauhi lokasi

Warga Pondok Aren diimbau menjauhi lokasi asap berbau itu. Hal itu menyusul keluhan warga yang merasa pusing karena terlalu banyak mencium bau tersebut. Toto mengatakan, pihaknya telah mendatangi lokasi tersebut dan masih melakukan pemeriksaan untuk mengetahui zat yang terkandung dari sumber bau.

Petugas kepolisian juga telah memasang garis polisi agar warga, khususnya anak-anak tidak mendekati lokasi.

Toto bersama petugas DLH Tangerang Selatan akan kembali mendatangi lokasi untuk menentukan tindakan apa yang harus dilakukan untuk menjaga keselamatan warga.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/10/25/11175461/4-fakta-fenomena-asap-berbau-busuk-di-tangsel-dan-bintaro

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke