Salin Artikel

Identifikasi 24 Kantong Jenazah dari JT 610 Selesai Sabtu Malam

Dalam konferensi pers di RS Polri Kramatjati, Kabag Infodok Divisi Humas Polri Kombes Sulistyo Pudjo bersama Kepala Lab DNA Pusdokkes DVI Mabes Polri Kombes Pol. dr Putut T Widodo menjelaskan bagaimana proses identifikasi dilakukan.

"Perlu waktu paling cepat 4 hari. Biasanya antara 4-8 hari kami mampu mengidentifikasi jenazah," kata Putut.

Pada Senin lalu, RS Polri menerima 24 kantong jenazah yang menghasilkan 87 sampel DNA. Sementara proses identifikasi tiap kantong korban pesawat JT 610 hari pertama terhitung dimulai dari Rabu (31/10/2018).

"Jangan dihitung dari didapatkannya kantong korban masuk ke sini, tapi prosesnya baru terhitung hari Rabu yang kami dapat kantong di hari pertama. Begitu juga pada hari kedua, itu baru bisa hari Kamis, dan seterusnya. Oleh karena itu, kantong di hari pertama mudah-mudahan Sabtu malam sudah dapat diidentifikasi seluruhnya," tutur Putut.

Proses pengenalan dengan DNA dinilai paling efektif dalam pencarian identitas korban. Hal itu dikarenakan DNA dari keluarga mampu memperkuat identitas dari para korban.

Berbeda dengan sidik jari, karena bagi korban yang masih anak-anak sulit untuk mendapatkan sidik jarinya karena belum memiliki KTP.

Namun kekurangan dari proses DNA adalah biaya yang mahal dan memerlukan waktu lama serta bergantung pada teknologi tertentu.

"Dunia real belum sampai di situ. Database juga masih sedikit, tetapi seluruh keluarga korban Lion JT 610 sudah memberikan sampel DNA-nya kepada kami," tambahnya.

Pudjo berpesan kepada masyarakat untuk berdoa agar proses identifikasi yang dilakukan Tim DVI Polri dapat berjalan dengan baik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/03/14372891/identifikasi-24-kantong-jenazah-dari-jt-610-selesai-sabtu-malam

Terkini Lainnya

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Alasan Pria Ini Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak tapi Uang Pas-pasan

Megapolitan
Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Bakal Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Tim Pemenangan Noer Fajrieansyah Konsultasi ke KPU

Megapolitan
Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Lindungi Mahasiswa yang Dikeroyok Saat Beribadah, Warga Tangsel Luka karena Senjata Tajam

Megapolitan
Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas, Pengamat: Mungkin yang Dipukulin tapi Enggak Meninggal Sudah Banyak

Megapolitan
Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Cegah Prostitusi, 3 Posko Keamanan Dibangun di Sekitar RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Kasus Berujung Damai, Pria yang Bayar Makanan Sesukanya di Warteg Dibebaskan

Megapolitan
Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Kelabui Polisi, Pria yang Bayar Makan Sesukanya di Warteg Tanah Abang Sempat Cukur Rambut

Megapolitan
Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Menanti Keberhasilan Pemprov DKI Atasi RTH Tubagus Angke dari Praktik Prostitusi

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Pastikan Beri Pelayanan Khusus bagi Calon Jemaah Haji Lansia

Megapolitan
Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Asrama Haji Embarkasi Jakarta Siapkan Gedung Setara Hotel Bintang 3 untuk Calon Jemaah

Megapolitan
Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Polisi Selidiki Dugaan Pengeroyokan Mahasiswa di Tangsel Saat Sedang Ibadah

Megapolitan
Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Mahasiswa di Tangsel Diduga Dikeroyok Saat Beribadah, Korban Disebut Luka dan Trauma

Megapolitan
Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Kasus Kekerasan di STIP Terulang, Pengamat: Ada Sistem Pengawasan yang Lemah

Megapolitan
Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Kasus Penganiayaan Putu Satria oleh Senior, STIP Masih Bungkam

Megapolitan
Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Beredar Video Sekelompok Mahasiswa di Tangsel yang Sedang Beribadah Diduga Dianiaya Warga

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke