Ida (54), seorang pendaftar program rusunami Dp 0 rupiah, mengaku tidak masalah atas bunga 2,5 persen yang dikenakan terhadap DP yang dipinjamkan kepada peserta program.
"Enggak masalah. Hitung-hitung celengin buat rumah. Kalau cucu sudah gede, enak bisa main," kata Ida kepada Kompas.com di Kantor Wali Kota Jakarta Barat, Rabu (7/11/2018).
Ida mengambil rumah tipe 36 2BC dengan cicilan 20 tahun. Setiap bulannya, ia dikenakan biaya cicilan Rp 2.116.216.
Apabila dikenakan bunga 2,5 persen, biaya cicilannya bertambah Rp 52.905,4 menjadi Rp 21.116.268.
Menurut dia, biaya tersebut lebih murah dibanding membeli rumah di kompleks perumahan.
Ia merasa penghasilannya sebagai guru tempat pendidikan Al Quran (TPA) dan suami sebagai dosen sanggup membayar cicilan tersebut.
Maka dari itu, pembelian hunian melalui progran Samawa tersebut pun menjadi incarannya. Sebab, selama 31 tahun menikah, ia belum memiliki rumah sendiri.
"Mumpung pemerintah buka program ini. Kalau beli (rumah) yang kompleks-kompleks (cicilan) bisa Rp 3.000.0000 per bulan. Saya pengen punya rumah sendiri, mbak," kata dia.
Sementara itu, Iyan (34), mengatakan bahwa ia sempat mempertimbangkan kembali keputusannya untuk mengikuti program tersebut saat mengetahui adanya bunga 2,5 persen terhadap DP yang ditalangi.
Apalagi, istrinya tidak bekerja. "Kalau dengan Rp 2.000.000-an per bulan bisa dapat (tipe rumah) yang lebih besar dengan cicilan lebih lama, saya ambil. Saya pasti memperhitungkan itu," kata Iyan.
Warga Cengkareng tersebut mengambil rumah tipe 36 2BC (2 bed room beda posisi) dengan cicilan 15 tahun yang nilainya Rp 2.617.427 per bulan.
Apabila dikenakan bunga, cicilannya ditambah Rp 65.435,675 menjadi Rp 2.682.902,675.
"Enggak apa-apa. Cari rumah murah susah sekarang," kata dia.
Sementara itu, Abas (33), mengaku baru tahu adanya 2,5 persen terhadap DP ketika ditanya wartawan.
Meski begitu, pria yang bekerja sebagai pengemudi ojek online tersebut akan tetap mendaftarkan diri dalam program rumah Samawa.
Selama tiga tahun menikah, ia bersama istri dan seorang anaknya tinggal mengontrak di sebuah rumah petak.
Dengan adanya rumah program ini, dia berharap bisa memiliki rumah sendiri.
"Aduh, enggak tahu saya (dikenakan bunga 2,5 persen). Kalau begitu saya coba dulu saja ini (daftar). Semoga beruntung dapat unit," kata Abas.
Ia memilih rumah tipe 21 1BC (1 bed room beda posisi) dengan cicilan 15 tahun. Cicilannya, Rp 1.634.628 per bulan.
Apabila dikenakan bunga 2,5 persen, biaya cicilan ditambah Rp 40.865,7 menjadi Rp 1.643.668,86. "Saya coba dulu saja," kata dia.
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman DKI Jakarta Meli Budhiastuti menyampaikan, bunga 2,5 persen terhadap pinjaman DP rumah 0 rupiah itu mengacu pada Peraturan Gubernur Nomor 104 Tahun 2018 tentang Fasilitas Pembiayaan Perolehan Rumah bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah.
"Bunganya ada, sesuai dengan kredit KPR (kredit pemilikan rumah) saja. Kalau kami melihat di Pergub, kalau bunga DP 2,5 persen. Kalau untuk KPR kan 5 persen. Bagaimana kebijakan perbankannya kami menyesuaikan, tapi yang ada sekarang ini seperti itu," kata Meli kepada Kompas.com, Jumat (2/11/2018).
Rusunami Samawa berada di Klapa Village, Jakarta Timur dan pembangunannya ditargetkan selesai pada Juli 2019.
Rusunami terdiri atas empat tower dengan jumlah unit sebanyak 780 yang terbagi atas tipe 21 dan tipe 36.
Pendaftaran peminat rusunami Samawa sudah dibuka mulai 1-20 November di semua wilayah DKI Jakarta.
Peminat tinggal memilih jenis cicilan yang terdiri dari 10 kali, 15 kali, dan 20 kali dengan pembayaran melalui Bank DKI.
https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/07/20324141/kata-warga-soal-bunga-25-persen-untuk-pinjaman-dp-rusunami-samawa