Salin Artikel

Keselamatan Murid SDN 15 Tangerang Terancam karena Gedung Tak Laik

Genteng kelas banyak yang rusak dan kerap berjatuhan, begitu juga dengan plafon bangunan yang hampir roboh akibat kerap terdampak rembesan hujan. Kondisi sekolah tersebut mengancam keselamatan para siswa.

Guru Agama SDN 15 Tangerang Aep mengatakan, kondisi sekolah sudah tidak laik bagi para siswa.

"Kalau lihat gedung sebelah sana, sudah pada jatuh kayunya. Kalau yang sebelah ini papan nempel jatuh. Kalau setahun lagi di sini, ambruk nih. Ngeri juga, sudah miring," ujar Aep saat ditemui di SDN 15 Tangerang, Selasa (27/11/2018).

Pantauan Kompas.com, kondisi sekolah yang berdekatan dengan mal Tangerang City itu terbilang sudah tidak aman untuk dijadikan gedung pendidikan.

Di sejumlah ruang kelas, terlihat plafon yang hampir jatuh karena dampak rembesan air hujan. Begitu juga dengan genteng gedung yang telah rusak.

Beberapa jendela kaca kelas juga sudah bolong.

Aep mengatakan, sebelumnya gedung SDN 15 berada di Jalan Ahmad Yani dan masih satu lingkungan dengan SDN 6. Namun, pada awal 2017 seluruh gedung sekolah direhab.

SDN 6 pindah sementara ke SDN Sukasari 7, sedangkan SDN 15 pindah ke gedung lama yang sebelumnya ditempati SDN Sukasari 4.

Di SDN 15 ada 653 murid dan 38 guru, termasuk bagian administrasi.

Pada pertengahan 2017, rehab telah selesai. Namun, hanya SDN 6 yang diperbolehkan untuk kembali ke gedung.

Sementara SDN 15 tak diperbolehkan kembali dengan alasan akan dibangunkan gedung baru.

Aep mengatakan, pihak Pemerintah Kota Tangerang menjanjikan gedung sekolah baru yang berlokasi di dekat SMK Negeri 2. Namun, lahan tersebut ternyata aset milik Provinsi Banten.

Pihak provinsi tidak memperbolehkan untuk dibangun sekolah di lokasi yang menjadi aset mereka.

Pihak Pemerintah Kota Tangerang berupaya mencari lokasi lainnya milik instansi Kehakiman. Namun, ditolak dengan alasan sudah banyak lahan Kehakiman yang telah dibangun untuk dijadikan fasilitas Pemerintah Kota Tangerang.

Hingga hari ini, belum ada kejelasan dari pihak Wali Kota Tangerang mengenai lokasi gedung baru yang telah dijanjikan.

"Sampai hari ini belum ada keputusan," ujar Aep.

Aep mengatakan, kondisi gedung yang saat ini ditempati terbilang berbahaya untuk para siswa. Khususnya ketika hujan, dikhawatirkan plafon akan roboh karena terkena rembesan hujan.

Begitu juga dengan genteng yang kerap berjatuhan.

Pihak sekolah berupaya meminimalisir kecelakaan dengan berangsur-angsur memindahkan para siswa ke gedung SDN 5 yang masih berada di komplek yang saat ini ditempati. Namun, jumlah murid yang bisa dipindahkan sementara terbatas.

"Kami ingin dibangunkan gedung yang bagus, yang laik buat anak-anak. Karena dulu di sana gedungnya bagus. Setelah pindah ke mari (murid) seperti enggak betah," ujar Aep.

https://megapolitan.kompas.com/read/2018/11/28/05275391/keselamatan-murid-sdn-15-tangerang-terancam-karena-gedung-tak-laik

Terkini Lainnya

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Polisi Buru Pemasok Sabu untuk Virgoun

Megapolitan
Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Tak Mau Vandalisme, Fermul Kini Minta Izin Dulu Sebelum Bikin Grafiti di Fasilitas Publik

Megapolitan
Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Pengelola Diminta Kembali Laporkan 7 Eks Pekerja yang Jarah Aset Rusunawa Marunda

Megapolitan
Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Belum Tetapkan Virgoun Jadi Tersangka Kasus Dugaan Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Sederet Masalah Rumah Subsidi Jokowi di Cikarang: Bangunan Tak Kokoh, Keramik Terangkat, hingga Air Kotor dan Berbau

Megapolitan
Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Polisi Tangkap Virgoun Usai Konsumsi Sabu dengan Seorang Perempuan

Megapolitan
Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Pemprov DKI Segel Bangunan di Menteng yang Diduga Langgar Aturan Perubahan Tata Ruang

Megapolitan
Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Hasil Tes Urine Virgoun Positif Metamfetamina

Megapolitan
Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Polisi Sita Sabu dan Alat Isap Saat Tangkap Virgoun

Megapolitan
Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Pemkot Bakal Normalisasi Sungai Cidepit di Gang Makam Bogor

Megapolitan
Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Minta Inspektorat Periksa 7 Pekerja yang Jarah Rusunawa Marunda, Heru Budi: Harus Ditindak!

Megapolitan
Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Pendukung Tak Ingin Anies Duet dengan Kaesang, Pengamat: Bentuk Penegasan Mereka Anti Jokowi

Megapolitan
Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Sudah Bayar Rp 250.000 Per Bulan, Air Warga Perumahan Subsidi Jokowi di Cikarang Sering Kotor dan Berbau

Megapolitan
Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Pilu Ibu di Bogor, Kini Hanya Duduk di Kursi Roda karena Kerusakan Otak Usai Operasi Caesar

Megapolitan
Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Seniman Minta Disediakan Taman Khusus untuk Menggambar Grafiti

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke