Karena itu, Eko belum memutuskan bersedia atau tidak menjadi anggota tim yang akan menguji calon wakil gubernur DKI Jakarta itu.
"Saya masih mempelajari. Permintaan resmi juga belum ada," ujar Eko melalui pesan singkat, Rabu (2/1/2019).
Menurut Eko, PKS baru menghubunginya secara informal. Dia masih menunggu permohonan resmi dari PKS.
Pengamat Politik dari Universitas Negeri Jakartra (UNJ) Ubedilah Badrun juga menyampaikan hal serupa. Ubedilah mengaku pernah dihubungi PKS DKI Jakarta dan diminta menjadi anggota tim fit and proper test. Namun, dia belum menerima kabar terbaru dari PKS.
"(PKS) sudah menghubungi saya, tapi surat resminya saya belum tahu," kata Ubedilah saat dihubungi terpisah.
Meskipun demikian, Ubedilah mengaku bersedia menjadi anggota tim fit and proper test untuk menguji kandidat wagub pengganti Sandiaga Uno itu. Asalkan, tugas yang ia jalankan nantinya sesuai dengan kaidah dan prinsip-prinsip ilmiah.
"Saya bilang, saya bersedia kalau itu resmi dan saya sebagai akademisi secara netral akan berfungsi secara obyektif. Kalau itu sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah, akademik, dan sesuai prosedur, saya siap," ucap Ubedilah.
Ketua DPW PKS DKI Jakarta Syakir Purnomo mengakui bahwa pihaknya belum mengirimkan surat permohonan resmi kepada Eko dan Ubedilah.
Menurut Syakir, PKS DKI akan mengirimkan surat itu pada Kamis (3/1/2018) besok.
Meskipun belum ada surat resmi, PKS sudah menjalin komunikasi dengan Eko dan Ubedilah.
"Alhamdulillah, beliau berdua berkenan membantu untuk memberikan yang terbaik bagi warga Jakarta. Insya Allah, surat permohonan sebagai tim fit and proper test dari PKS akan disampaikan hari Kamis besok," ujar Syakir saat dikonfirmasi.
Adapun PKS telah memilih tiga kadernya sebagai kandidat wagub DKI yang akan mengikuti fit and proper test bentukan PKS dan Gerindra. Tiga kader itu yakni Ahmad Syaikhu, Agung Yulianto, dan Abdurrahman Suhaimi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/01/02/20194221/eko-prasojo-dan-ubedilah-belum-terima-permohonan-resmi-pks-untuk-jadi