Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Jupan Royter mengatakan, dari 1.078 kejadian bencana yang tercatat oleh BPBD DKI, 951 di antaranya berupa kebakaran dan bencana akibat cuaca ekstrem.
"Kebakaran 692 kejadian dan cuaca ekstrem 259, itu baru yang dilaporkan ke kami, jumlahnya mungkin lebih dari itu," kata Jupan ketika dihubungi, Jumat (1/2/2019).
Dari 692 kebakaran, 177 terjadi di Jakarta Timur.
Terbanyak kedua yakni Jakarta Selatan dengan 158 kejadian, menyusul Jakarta Barat dengan 142 kejadian.
Adapun di Jakarta Utara terjadi 114 kejadian, Jakarta Pusat 96 kejadian, dan Kepulauan Seribu lima kejadian.
Kebakaran selama 2018 merenggut 25 nyawa. Korban dengan luka berat ada 23 dan luka ringan 159.
Jumlah pengungsi yang tercatat ada 6.348 jiwa. Kerugian materiel ditaksir mencapai Rp 180 miliar.
Menurut Jupan, kebakaran di Jakarta umumnya disebabkan korsleting listrik.
"Kalau kebakaran lebih banyak terjadi di musim kemarau, pertengahan tahun. Sedangkan cuaca ekstrem lebih banyak di awal dan akhir tahun," kata Jupan.
Untuk bencana akibat cuaca ekstrem, ada 249 kejadian pohon tumbang dan 10 angin kencang.
Pohon tumbang merusak 56 sarana dan prasarana, serta menimbulkan kerugian sekitar Rp 360 juta.
Adapun angin kencang, tercatat merusak 55 sarana dengan kerugian mencapai Rp 130 juta.
Selain pohon tumbang dan angin kencang, cuaca ekstrem juga menyebabkan longsor.
Dari 10 kejadian, tercatat enam rumah rusak berat dan lima rumah rusak ringan.
Jumlah warga terdampak sebanyak 52 jiwa, 32 di antaranya terpaksa mengungsi.
Jupan memprediksi, dua bencana ini bakal terus mendominasi Ibu Kota di 2019.
"Tahun ini diprediksi masih ada anomali cuaca," kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/02/01/13210821/kebakaran-dan-cuaca-ekstrem-dominasi-bencana-di-dki-selama-2018