Hal ini dilakukan karena politik uang atau yang kerap disebut "serangan fajar" kian berpotensi terjadi menjelang masa pemungutan suara, Rabu (17/4/2019) pagi.
"Patroli kami masih tetap berjalan, sampai sebentar malam, apalagi malam ini detik-detik pencoblosan."
"Maka, tentu potensi pelanggaran yang namanya politik uang sering terjadi," kata Ketua Bawaslu DKI Jakarta Muhammad Jufri di Mapolres Metro Jakarta Utara, siang tadi.
Jufri menuturkan, politik uang yang diantisipasi adalah pembagian uang tunai dan juga pembagian sembako.
Ia mengatakan, orang-orang yang kedapatan melakukan politik uang nantinya akan ditangkap dan menjalani proses lanjutan di Sentra Gakkumdu.
Sentra Gakkumdu terdiri dari Bawaslu, Kepolisian, dan Kejaksaan.
"Kalau ditemukan akan ditindaklanjuti pelanggaran-pelanggaran itu, kemudian akan dibahas di Gakkumdu," ujar Jufri.
Sementara itu, Jufri mengaku Bawaslu DKI masih menangani sejumlah pelanggaran kampanye, terutama mengenai pemasangan alat peraga kampanye.
Diberitakan sebelumnya, Bawaslu DKI Jakarta mencatat ada 8.204 tempat pemungutan suara (TPS) yang dianggap rawan kecurangan di enam kota/kabupaten se-DKI Jakarta.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/04/16/18235421/bawaslu-dki-gelar-patroli-malam-cegah-serangan-fajar