Direktur Utama PT LRT Jakarta Allan Tandiono mengatakan, kegiatan itu merupakan bentuk sosialisasi dan edukasi dalam bertransportasi publik.
"Kami menginginkan pada saat nanti sudah mulai beroperasi komersial, para pengguna LRT Jakarta selalu ingat bahwa ada budaya baru yang baik yang harus diingat dan diimplementasikan," kata Allan di Stasiun Velodrome, Rawamangun, Jakarta Timur.
Allan menuturkan, budaya-budaya baru tersebut antara lain budaya mengantre, mempersilakan penumpang keluar dahulu, hingga berdiri di sisi kiri ekskalator jika tak terburu-buru.
Oleh karena itu, para peserta diperkenalkan kepada beberapa fitur yang dimiliki Stasiun LRT Jakarta sebelum menaiki kereta LRT.
Misalnya, cara membeli tiket, cara menggunakan gerbang tiket, hingga cara berdiri menunggu kereta supaya tidak mengganggu arus keluar masuk penumpang.
Perjalanan menggunakan kereta dilakukan dari Stasiun Velodrome menuju Stasiun Pegangsaan Dua.
Perjalanan memakan waktu sekira 30 menit.
"Wah, cepat banget ya enggak berasa sudah sampai Kelapa Gading," kata seorang murid SMP yang ikut dalam rombongan.
PT LRT Jakarta mengklaim moda transportasi tersebut sudah siap beroperasi secara komersial.
Namun, peresmian LRT Jakarta masih menunggu persetujuan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Awal April lalu, Anies menyatakan tak mau terburu-buru menentukan jadwal operasional LRT Jakarta.
Ia beralasan ingin memastikan LRT Jakarta benar-benar siap sebelum diresmikan.
Moda transportasi LRT Jakarta terbentang sejauh 5,8 kilometer dari kawasan Rawamangun hingga Kelapa Gading.
Tiket LRT Jakarta dihargai Rp 5.000 yang berlaku flat.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/02/16465451/ketika-siswa-sekolah-dan-penyandang-disabilitas-jajal-naik-lrt-jakarta