Salin Artikel

Hati-hati, Netizen Ini Ditipu Rp 30 Juta oleh Penipu Bermodus Sopir Gojek

Ia menceritakan kronologi peristiwa penipuan tersebut melalui akun Instagram pribadinya.

Kompas.com telah mendapatkan izin pemilik akun atau korban untuk menuliskan kejadian yang ia alami. 

Dalam Instagram Stories, korban menceritakan peristiwa tersebut berawal saat dirinya memesan GoCar dari Terminal 2, Bandara Soekarno-Hatta pada 29 April 2019 sekitar pukul 22.00.

Saat itu, ia baru tiba dari Bangkok, Thailand, bersama orangtuanya.

Setelah menunggu selama dua menit, dirinya ditelepon nomor tak dikenal.

"Gue mau sharing, semalam sekitar jam 22.00 abis kena kasus penipuan sindikat yang mengatasnamakan @gojekindonesia. Kronologisnya, gue di Soekarno-Hatta Airport Terminal 2, mau balik ke rumah. Gue pesan GoCar, pas sudah dapat, sekitar dua menit kemudian ada yang telepon. Gue pikir drivernya, ternyata bukan," tulis korban seperti dikutip Kompas.com, Kamis (2/5/2019).

Penelepon mengaku sebagai customer service Gojek Indonesia. Ia mengatakan, pengemudi GoCar yang dipesan korban telah dipecat.

Namun, pengemudi masih bisa mengakses akunnya.

Penelepon asing itu pun berjanji membantu korban membatalkan layanan GoCar yang dipesannya.

"Terus gue cek aplikasinya, ternyata udah di posisi 'driver is on the way with you' padahal gue belum masuk mobil itu. Terus gue bilang (kepada si penelepon) 'oiya mas saya udah gak bisa cancel lagi'," tulis korban dalam akun Instagram-nya.

Selain itu, lanjut korban, si penelepon juga menjanjikan membantu mengembalikan saldo GoPay uang hilang dan memesankan pengemudi GoCar yang baru.

Korban pun menyetujui tawaran tersebut.

"Langsung gue iyain (tawaran bantuan dari penelepon) karena gue udah super capek dan kasian bokap nyokap juga. Dia (penelepon bilang) 'Mbak, itu ada SMS masuk, tolong sebutin nomornya ya'," lanjut keterangannya.

Korban menerima sejumlah pesan singkat dari Gojek Indonesia yang berisi kode nomor rahasia untuk mengakses akun Gojek milik korban.

Tanpa sadar, korban memberikan kode rahasia tersebut kepada penelepon.

"Setelah gue sebutin OTP (kode nomor rahasia), dia (penelepon) bilang 'Mbak, kalau mengisi Gopay pakai m-banking (mobile banking) kan. Nah, Mbak masukin itu kode caranya sama kayak mbak ngisi Gopay'," lanjutnya.

Korban tanpa sadar menuruti perintah penelepon untuk memasukkan kode rahasia yang dikirimkan melalui pesan singkat lalu mentransfer sejumlah uang pada nomor virtual akun Gojek-nya. 

Penelepon berdalih bahwa saldo Gopay korban bisa kembali jika mentransfer sejumlah uang tersebut. 

"Itu lima kali transfer sudah kayak Rp 9 juta-an. Gue cek saldo Gopay gue, ada sih Rp 9 juta, tapi pas gue refresh, hilang, sisa berapa perak doang. Tapi, saat itu gue kok bisa-bisanya merasa biasa aja. Dalam hati gue, oh hilang (saldo Gopay)," kata korban.

Tak sampai di situ, penelepon kembali menipu korban, kali ini dengan modus sistem pada Gojek Indonesia sedang mengalami gangguan, sehingga korban harus mentransfer sejumlah uang kembali pada nomor virtual akun lainnya yang disebutkan si penelepon.

Si penelepon kembali meminta korban untuk mentransfer sejumlah uang hingga ketujuh kalinya.

Saat dikonfirmasi kepada korban, ia mengatakan, rincian nominal uang yang ditransfer tujuh kali tersebut mencapai puluhan juta rupiah.

Nominal uang yang ditransfer yakni Rp 388.252, Rp 399,240, Rp 1.974.264, Rp 4.902.247, Rp 4.992.234, Rp 9.902.234, dan Rp 9.902.234.

Selanjutnya, korban akhirnya menyadari bahwa dirinya telah ditipu si penelepon. 

Korban langsung mentransfer uang di akun rekeningnya ke rekening milik ayahnya. Si penelepon kembali menghubungi korban.

"Dia telepon lagi 'Mbak, barusan transfer ke rekening siapa? Kalau mbak transfer ke rekening lain, saya enggak bisa bantuin prosesnya'. (Teleponnya) langsung gue matiin, dia masih teleponin sampai 6 apa 8 kali gitu, tetapi sudah engga gue angkat lagi," kata korban.

Korban berharap, peristiwa penipuan tersebut tidak menimpa pelanggan Gojek lainnya.

Ia berharap Gojek Indonesia mengambil langkah tegas untuk menghindari peristiwa serupa.

"Bukan kali pertama kasus seperti yang saya alami terjadi. Untuk itu, saya mendukung PT Gojek Indonesia untuk meningkatkan keamanannya supaya tidak ada lagi penipuan semacam ini menimpa orang lain," katanya.

Kompas.com masih berupaya menghubungi manajemen PT Gojek Indonesia. 

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/02/18462461/hati-hati-netizen-ini-ditipu-rp-30-juta-oleh-penipu-bermodus-sopir-gojek

Terkini Lainnya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Dua Truk TNI Disebut Menerobos CFD Jakarta, Ini Klarifikasi Kapendam Jaya

Megapolitan
Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Diiringi Isak Tangis, 6 Korban Kecelakaan Bus Ciater Dimakamkan di TPU Parung Bingung

Megapolitan
Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Titik Terang Kasus Mayat Terbungkus Sarung di Pamulang: Terduga Pelaku Ditangkap, Identitas Korban Diketahui

Megapolitan
3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

3 Pelajar SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus Dishalatkan di Musala Al Kautsar Depok

Megapolitan
Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Isak Tangis Iringi Kedatangan 3 Jenazah Korban Kecelakaan Bus Ciater: Enggak Nyangka, Pulang-pulang Meninggal...

Megapolitan
Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Terduga Pembunuh Pria Dalam Sarung di Pamulang Ditangkap

Megapolitan
Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Pemprov DKI Lepas Ratusan Jemaah Haji Kloter Pertama Asal Jakarta

Megapolitan
Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Pesan Terakhir Guru SMK Lingga Kencana Korban Kecelakaan Bus di Ciater Subang

Megapolitan
Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Gratis Untuk Anak Pejuang Kanker, Begini Syarat Menginap di 'Rumah Anyo'

Megapolitan
Gelar 'Napak Reformasi', Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Gelar "Napak Reformasi", Komnas Perempuan Ajak Masyarakat Mengingat Tragedi 12 Mei 1998

Megapolitan
Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Jatuh Bangun Pinta Mendirikan 'Rumah Anyo' Demi Selamatkan Para Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Saat Epy Kusnandar Ditangkap karena Narkoba, Diam Seribu Bahasa

Megapolitan
Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Misteri Mayat Pria Terbungkus Sarung di Pamulang, Diduga Dibunuh Lalu Dibuang

Megapolitan
Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Pelajar SMK Lingga yang Selamat dari Kecelakaan Tiba di Depok, Disambut Tangis Orangtua

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 12 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke