Salin Artikel

Pemulung Pun Merugi akibat Kerusuhan 22 Mei...

Kerusuhan 22 Mei yang terjadi hingga Kamis dini hari di depan Kantor Bawaslu RI itu membuat Mario tak berani mendekati kawasan Sarinah.

"Tembak-tembakan masih sampai pagi itu. Saya mana berani dekat-dekat, sampai kabur saya ke depan Kedutaan Amerika," ujar Mario.

"Hampir juga itu saya pas kabur kena peluru nyasar. Sampai ke kaki sini saya. Dia (polisi) kira saya rusuh juga padahal mulung, tetapi dihantam juga. Ya, saya mana berani," kata dia.

Padahal, sebelum kericuhan pecah, sampah kemasan makanan, termasuk botol-botol plastik incaran Mario, begitu banyak berserakan di mana-mana.

Akibat kericuhan yang berlangsung hingga pagi, Mario bisa memulung agak siang, atau ketika suasana berangsur kondusif.

"Biasanya saya tuh sudah (memulung) dari subuh, paling telat dari pagi. Tapi, saya baru mulai keliling jam 10-an tadi," ucap Mario ketika ditemui Kompas.com sedang memanggul karung berisi botol-botol plastik di Jalan KH Wahid Hasyim.

Pemulung lain bernama Tohar (52) yang ditemui Kompas.com di Jalan KH Wahid Hasyim pun mengalami nasib serupa.

Tohar menyebut bahwa "barang buruan"-nya sudah diangkut oleh petugas kebersihan pada pagi hari.

"Buruan kita keburu habis, kebalap kita sama PPSU itu. Mereka kan banyak orangnya terus langsung ngangkut pakai truk banyak berjejer," ujar Tohar.

Memang, pagi tadi, sejumlah petugas gabungan bahu-membahu mengangkut sampah yang berserakan di sekitar Bawaslu.

Wali Kota Jakarta Pusat Bayu Megantara menyebut, 25 truk sampah dikerahkan guna menyapu bersih sampah di sana.

"Kayaknya malah dapat lebih sedikit daripada biasa ini mah. Enggak tahu nanti ditimbang berapa, cuma biasanya enggak pernah sampai sore begini kita masih ngubek-ngubek tetapi belum nimbang sama sekali," kata dia lagu.

Satu lagi yang dikeluhkan para pemulung yakni sisa gas air mata yang masih mengendap di sekitar Bawaslu.

Semalam, selama bentrokan dengan massa, tak terhitung berapa kali polisi menembakkan gas air mata.

Sisa-sisa gas air mata masih tercium dan cukup mengganggu bahkan hingga Kamis siang. Suara bersin masih bersahut-sahutan di sekitar Bawaslu dan Sarinah.

"Masih pekat banget bang apalagi waktu kita nunduk ngumpulin sampah. Pedas banget masih di mata," kata Mario.

"Pas tadi pagi itu pas sudah mulai reda tawurannya, kita pengin mungut itu enggak bisa soalnya nusuk banget di hidung, di mata," ucap Tohar.

Untuk diketahui, aksi unjuk rasa massa yang berlangsung tertib pada Rabu malam di depan Bawaslu tercoreng dengan aksi ricuh provokator sekira pukul 20.00 WIB yang melempari aparat keamanan dengan berbagai benda.

Polisi kemudian melepaskan suar, gas air mata, dan meriam air untuk meredakan massa yang sulit diredakan.

Sejumlah titik di pusat perbelanjaan Sarinah mengalami kerusakan, mulai dari plang nama yang patah hingga bagian dinding yang jebol. Kericuhan baru reda pada Kamis (22/5/2019) jelang pagi hari.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/05/24/04240051/pemulung-pun-merugi-akibat-kerusuhan-22-mei-

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke