Salin Artikel

Rayuan Pulau Reklamasi

Dengan adanya jembatan penghubung antara Pulau D dengan daratan Jakarta, tak heran jika pulau itu mengundang rasa ingin tahu warga Ibu Kota.

Sejumlah warga Jakarta ibarat tersedot ke pulau itu saat siang telah berganti malam. Area Food Street yang berlokasi tak jauh dari jembatan penghubung itu jadi sasaran mereka. Ada puluhan kios makanan yang siap menghidangkan aneka pesanan dan deretan meja makan yang tampak nyaman untuk "nongkrong".

Terdapat pula dua unit toilet ber-AC di masing-masing sudut. Iringan musik, semilir angin, dan naungan lampu-lampu kecil yang menerangi Food Street jadi nilai plus. Beberapa petugas kebersihan juga mondar-mandir membereskan piring kotor.

Saat malam datang, para pengunjung mulai berdatangan dari arah Pantai Indah Kapuk (PIK). Beberapa membawa keluarga, teman, bahkan anjing peliharaan.

Jalan raya di depan Food Street yang buka sejak pukul 17.00 itu pun disulap jadi tempat parkir yang menampung lebih dari 30 mobil pengunjung.

Seorang pengunjung, Angga (47) menyebut bahwa ia dan keluarganya sengaja datang untuk mencicipi suasana di Food Street Pulau D karena penasaran.

"Baru pertama kali datang, lagi liburan saja anak-anak mau makan di sini. Sering lewat waktu itu, kok ramai, jadi mau cobain suasananya," ujar Angga, Kamis (13/6/2019) malam.

Pengunjung juga dapat berjalan kaki ke arah jembatan penghubung Pulau D dan daratan Jakarta. Di sana, pengunjung dapat berfoto dengan latar belakang kelap-kelip lampu kota dan gedung-gedung bertingkat yang instagrammable.

Hal itu misalnya dilakukan Audi (41), pengunjung asal Pondok Kopi, Jakarta Timur.

"Makanannya enak, pas gelap juga ada pemandangan dari jembatan sana. Jalan sedikit, bisa lihat sunset, pesawat lewat di atas-atas sini, lampu-lampu juga cantik," kata Audi.

"Suasananya juga sudah beda, begitu naik jembatan sudah terasa tuh ekslusif. Apalagi tempat lain kalau pinggir jalan begini kan bising, ini kan enggak. Kayak gini mana dengar klakson. Enak," imbuhnya.

Sepi di siang hari 

Kendati ramai saat malam hari, situasi di pulau yang berganti nama jadi kawasan Pantai Maju itu sepi pada siang hingga sore hari.

Pagar-pagar seng berwarna hijau setinggi dua meter yang menutupi pekerjaan proyek di berbagai sisi menjadi pemandangan yang jamak terlihat di sana.

Jelang sore, paling banter aktivitas yang terlihat adalah sejumlah pengunjung yang tampak sudah duduk-duduk menanti beroperasinya Food Street. Sesekali, beberapa kendaraan melintas dari arah Pantai Indah Kapuk, mulai dari sepeda motor, bus Transjakarta rute Balaikota-PIK, dan beberapa mobil.

Kadang-kadang, jalanan yang lengang dan mulus itu oleh sejumlah orang dijadikan tempat untuk memacu kecepatan mobil dan sepeda motor ber-CC besar.

Di seberang Food Street, ada kompleks rumah kantor (rukan) berwarna cokelat muda. Beberapa rukan telah terpasang papan nama. Ada pula yang terpasang spanduk "disewakan". Empat-lima mobil terparkir di area kompleks tersebut.

Pengunjung yang membawa kendaraan hanya dapat melaju hingga bundaran untuk kemudian berputar balik. Pasalnya, ada dua jalan di sekitar bundaran yang dijaga oleh petugas keamanan. Jalan pertama mengarah ke area kluster perumahan, jalan kedua disebut seorang petugas mengarah ke pantai. Hanya beberapa kendaraan yang diizinkan melintas oleh petugas itu.

Pekerjaan proyek jalan terus

Tanda-tanda pembangunan sangat terasa di pulau itu. Di sekitar bundaran, misalnya, pengunjung akan melihat beberapa billboard Agung Sedayu Group dan beberapa perusahaan lain.

Billboard-billboard Agung Sedayu Group menginformasikan sejumlah proyek yang akan dibangun kelak di kawasan Pulau D, seperti Food Plaza dan PIK Icon. Ada pula billboard yang menginformasikan bakal dibangunnya showroom mobil.

Beberapa kendaraan seperti truk penyiram tanaman dan mobil bak terbuka yang tampak memboyong pekerja juga tampak mondar-mandir di pulau tersebut.

Di balik pagar seng hijau yang mengepung area proyek, petugas yang berjaga di sekitarnya selalu lebih dari satu orang. Ada area proyek yang di dalamnya tampak jelas crane yang berdiri jangkung serta beberapa alat berat yang terparkir.

Sesekali Kompas.com melihat truk molen keluar dari area proyek dekat bundaran tadi. Di pagar seng hijau tersebut terpasang papan bertuliskan, "Area Proyek. Berbahaya. Yang Tidak Berkepentingan Dilarang Masuk".

Seorang petugas keamanan enggan bicara gamblang soal keberlangsungan pekerjaan proyek di Pulau D.

"Ya, seperti yang bisa dilihat sendiri, tidak ada yang ditambah-tambahkan atau ditutup-tutupi," kata petugas keamanan proyek dekat bundaran saat ditanya soal kelangsungan pekerjaan proyek.

Menyusuri jalan ke arah rukan Blok B dan C serta kluster perumahan Orchestra dan Concerto yang dijaga petugas, tampak pekerja tengah melakukan pekerjaan proyek di atas tiang pondasi beton. Bunyi-bunyi alat-alat pertukangan yang beradu terdengar nyaring di tengah pulau yang senyap itu.

Tiang pondasi itu belum selesai dibangun. Dari sana, sesekali melintas mobil bak terbuka yang membawa pekerja. Ada beberapa kendaraan pribadi yang diperbolehkan masuk ke salah satu jalan yang mengarah ke area kluster.

Area kluster itu terlihat dari atas jembatan penghubung Pulau D. Pengunjung dapat menyaksikan deretan bangunan di kluster sisi kiri. Bangunan-bangunan tersebut belum seluruhnya rampung dibangun, beberapa di antaranya masih berupa rangka dan tertempel banyak steger.

Pertanyakan penerbitan IMB

Pulau D kembali jadi sorotan setelah Pemprov DKI menerbitkan izin mendirikan bangunan (IMB) untuk 932 bangunan berupa rumah dan rumah kantor (rukan)  di sana. IMB tersebut diberikan untuk bangunan-bangunan yang sudah terbangun.

Tahun lalu bangunan-bangunan itu disegel Pemprov DKI karena dinyatakan tidak berizin.

Penerbitan IMB untuk bangunan-bangunan tersebut dipertanyaan sejumlah anggota DPRD DKI karena dinilai tidak memiliki dasar hukum.

Mereka menyebutkan, belum ada aturan soal zonasi maupun tata ruang untuk pulau hasil reklamasi.

"Menerbitkan sertifikat IMB itu alat hukumnya apa? Kan pertanyaannya di situ. Sementara perda zonasi sampai hari ini belum kami selesaikan. Itu yang pertama," kata Ketua Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono kemarin.

Perda yang dimaksud Gembong adalah Perda RZWP3K (Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil). Perda itu hingga saat masih dalam bentuk rancangan dan pembahasan telah tertunda selama beberapa tahun.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/14/06455701/rayuan-pulau-reklamasi

Terkini Lainnya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk 'Liquid'

Pengedar Narkoba yang Ditangkap di Depok Konsumsi Ganja Berbentuk "Liquid"

Megapolitan
PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

PMI Jakbar Sebut Stok Darah Mulai Meningkat Akhir April 2024

Megapolitan
Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi 'Online' dan Bayar Utang

Nekatnya Eks Manajer Resto Milik Hotman Paris, Gelapkan Uang Perusahaan Rp 172 Juta untuk Judi "Online" dan Bayar Utang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke