Menurut dia, fasilitas seperti kursi prioritas untuk kaum difabel, AC, dan lainnya seperti yang ada di bus berbahan bakar solar juga akan ada di bus listrik.
"Yang kami lakukan di bus yang sekarang itu juga sama bisa dilakukan di bus listrik, enggak ada masalah," kata Agung dalam acara diskusi 'Kesiapan Kendaraan Listrik Mengaspal di Jakarta' di Cikini, Jakarta Pusat, Minggu (23/6/2019).
Agung menjelaskan, perbedaan mencolok di antara kedua bus yang berbeda bahan bakar itu ada dari segi kenyamanan.
Bus listrik akan memberikan kenyamanan untuk penumpangnya seperti tidak ada suara mesin yang bising.
"(Bus listrik) tidak ada bunyinya dibanding bus biasa yang berisik karena bus listrik tidak ada knalpotnya," ujarnya.
Saat ini sudah ada tiga unit bus listrik yang didatangkan dari produsen asal China. Ketiga bus itu tengah menjalani masa pra uji coba dengan dioperasikan di sejumlah kawasan wisata di DKI Jakarta.
"Kami mencatat sekitar 13 ribu orang sudah melakukan pra uji coba bus listrik selama satu bulan terakhir, luar biasa positif respons mereka, mereka bilang busnya sangat nyaman. Jadi kalau bicara segi impact, performanya sangat baik dan saat ini yang dibutuhkan hanya legalitas," ujar Agung.
PT Transjakarta segera melakukan uji coba operasional bus listrik. Namun, masih terkendala Perpres dan belum terbitnya STNK.
Apabila STNK bus listrik bisa diterbitkan, maka PT Transjakarta akan langsung melakukan uji coba selama enam bulan di koridor 1 Blok M-Kota, dan koridor 6 Ragunan-Dukuh Atas.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/06/23/22164691/apa-yang-membedakan-bus-listrik-dengan-transjakarta-berbahan-bakar-solar