"Jadi kalau kita bilang, kalau di sini ada LRT dan MRT (jumlah listrik) itu bisa menjalankan kedua LRT dan MRT sekaligus," kata Adit saat ditemui Kompas.com Rabu (3/7/2019).
Bahkan, ucap Adit, jika listrik yang dihasilkan ITF disalurkan ke sebuah wilayah, jumlah listrik tersebut bisa menerangi seluruh kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat ini pihaknya tengah mengurus perjanjian jual beli listrik (PJBL) dengan Perusahaan Listrik Negara (PLN) sesuai dengan Peraturan Presiden nomor 35 tahun 2018 yang mewajibkan PLN untuk membeli listrik yang dihasilkan dari pembangkit listrik berbasis sampah.
Disebutkan Adit bahwa mereka sudah melakukan uji kelayakan sehingga PLN sudah menyetujui PJBL tersebut.
"Nah dalam tahapan itu tentunya PLN menyampaikan itu kepada Menteri ESDM (Energi dan Sumber Daya Mineral). Saat ini sekarang Menteri ESDM sedang memproses surat penugasan kepada PLN untuk melakukan PJBL tadi," ujarnya.
Sebelumnya Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan listrik yang diproduksi ITF Sunter akan dijual seharga 11,8 cent dollar AS per kilowatt hour (kWh) ke PT PLN (Persero).
Ketentuan soal harga listrik yang dihasilkan PLTSa diatur dalam Pasal 11 Perpres tersebut. Harga listrik ditetapkan berdasarkan besaran kapasitas listrik yang dihasilkan PLTSa.
Pasal 11 Ayat 1 Huruf b Perpres menyebutkan, harga listrik untuk besaran kapasitas PLTSa lebih dari 20 megawatt yang terinterkoneksi pada jaringan tegangan tinggi atau jaringan tegangan menengah ditentukan dengan perhitungan:
Harga (cent dollar AS per kWh) = 14,54 - (0,076 x besaran kapasitas PLTSa yang dijual ke PLN)
Dari rumus perhitungan tersebut, didapat harga jual listrik yang dihasilkan ITF Sunter yakni 11,8 cent dollar AS per kWh.
Adapun pemerintah provinsi DKI Jakarta sudah melakukan groundbreaking terhadap pembangunan ITF Sunter pada 20 Desember 2018 lalu.
Sementara pembangunan proyek senilai 250 juta Dollar Amerika ini akan dimulai pada akhir bulan ini dan ditargetkan beroperasi pada 2022 mendatang.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/04/10563601/listrik-yang-dihasilkan-itf-sunter-dapat-gerakkan-lrt-dan-mrt-jakarta