Salin Artikel

Empat Kebijakan yang Diusulkan untuk Atasi Kemacetan di Depok

Macet seolah makanan sehari-hari bagi warga Depok, khususnya mereka yang melintas di kawasan Margonda dan Jalan Dewi Sartika.

Sepanjang Jalan Margonda Raya hingga Dewi Sartika terdapat sejumlah pusat perbelanjaan, rumah makan, apartemen, perumahan, dan stasiun yang menyumbang keramaian dan kemacetan di Depok.

Berbagai cara telah diusulkan pemerintah Kota Depok untuk mengatasi masalah kemacetan di Depok.

Berikut kebijakan yang pernah diusulkan pemerintah kota Depok untuk mengatasi kemacetan, yakni

1. Sistem satu arah

Pemerintah Kota Depok menerapkan sistem satu arah (SSA) di Depok pada akhir Juli 2017.

Wali Kota Depok Mohammad Idris mengatakan, SSA berawal di dua ruas jalan di Depok, yakni Jalan Dewi Sartika dan Jalan Nusantara.

Idris mengklaim saat itu SSA dapat mengurangi kemacetan di Depok.

Penerapan SSA di kedua jalan ini kemudian dilanjutkan dengan penerapan sistem yang sama di Jalan Arif Rahman Hakim pada pertengahan Agustus 2017 lalu hingga kini.

Namun, meski sudah diterapkan SSA di wilayah tersebut, hingga kini tidak mengurangi permasalahan kemacetan di Depok hingga kini.

2. Ganjil genap saat akhir pekan

Pemerintah Kota Depok berencana menerapkan pembatasan ganjil genap pelat nomor kendaraan seperti DKI Jakarta pada tahun 2018 lalu.

Beberapa ruas jalan di Kota Depok memang yang selalu mengalami kemacetan saat jam sibuk, bahkan pada akhir pekan, terutama akses utama, Jalan Margonda Raya.

Idris mengatakan penerapan aturan ganjil genap di titik-titik kemacetan, seperti Jalan Margonda Raya, sedang dikaji.

Namun, sayangnya setelah lakukan evaluasi dan mempersentasekan, ademisi dan pihak kepolisian terkait, akhirnya ganjil genap di Depok resmi dibatalkan.

Sebab setelah dilakukan pengkajian, kebijakan ganjil genap ini nyatanya malah membuat macet kota Depok.

3. Pasang lagu di lampu merah

Baru-baru ini pemerintah kota Depok mengusulkan adanya pemasangan lagu di lampu merah kota Depok.

Salah satu lagu  Idris dengan judul "Hati-hati" rencananya akan disetel di lampu merah.

Idris mengatakan, lagu-lagu tersebut disetel untuk mensosialisasikan tata tertib lalu lintas.

Namun, sayangnya kebijakan itu mendapat tanggapan pro dan kontra warga.

Misalnya, Desi, warga Jalan Samiaji mengaku heran mengapa ide tersebut dimunculkan Pemkot Depok.

"Kalau dipasang lagu enggak efektif deh kayaknya. Masalahnya tuh di lampu merah aja banyak orang ngamen bahkan kadang suka ada badut, sama saja memutus kerja dia kalau kayak gitu," ujar Desi.

Sementara itu, Satrio Aryo, warga yang tinggal di Kelapa Dua mengapresiasi niat pemerintah untuk mengurangi stres ketika macet.

Namun, menurut dia, Pemkot harus menjalankan solusi konkret untuk mengurangi kemacetan. Dia mencontohkan program ganjil genap yang diterapkan di Jakarta berhasil mengurangi masyarakat yang lahan parkir.

4. Bangun underpass dan flyover

Kemacetan di Depok ikut menjadi perhatian khusus dari Gubernur Jawa Barat atau kang Emil.

Buktinya, pihak Pemerintah Provinsi Bogor menggelontorkan kira-kira Rp 240 miliar untuk membantu kota Depok atasi kemacetan.

Emil mengatakan, dana tersebut nantinya akan digunakan untuk pembangunan underpass dan flyover di titik kemacetan, yakni Jalan Dewi Sartika dan Depan Stasiun Citayam.

Selain itu, pihaknya juga akan lakukan penataan di stasiun Citayam yang saat ini terkenal ruwet lantaran banyak pedagang kaki lima dan angkutan umum yang mengetem.

Emil mengatakan, saat ini pihaknya tengah menyiapkan detail engineering desain (DED) terkait pembangunan flyover dan underpass tersebut.

"Digambarnya tahun sekarang dan kita kerjakan mulai 2020, insya Allah dilancarkan," ucap Emil.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/19/07490421/empat-kebijakan-yang-diusulkan-untuk-atasi-kemacetan-di-depok

Terkini Lainnya

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

BNN Musnahkan Barang Bukti Narkoba, Ada 10.472 Gram Ganja dan Puluhan Ekstasi

Megapolitan
Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Ada Motif Dendam di Balik Penyekapan Wanita “Open BO” Dalam Apartemen Kemayoran

Megapolitan
Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Maling Motor Bersenpi di Bekasi Residivis, 4 Kali Curi Motor di Pondok Gede

Megapolitan
Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa 'Open BO'

Perempuan Disekap Dua Pria di Apartemen Kemayoran Usai Buka Jasa "Open BO"

Megapolitan
Pejalan Kaki Terlindas 'Dump Truck' di Koja, Kaki Korban Hancur

Pejalan Kaki Terlindas "Dump Truck" di Koja, Kaki Korban Hancur

Megapolitan
5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

5 Tahun Kasus Pembunuhan SIswi SMK di Bogor Belum Terungkap, Polisi Masih Cari Bukti Kuat

Megapolitan
Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Ingin Gabung Jaklingko, Para Sopir Angkot di Jakut Desak Heru Budi Tanda Tangani SK

Megapolitan
Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Polisi Gadungan di Jaktim Terobsesi Jadi Anggota Polri, tapi Gagal Lolos Saat Tes

Megapolitan
Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Ibu di Jaktim Rekam Anak Bersetubuh dengan Pacar untuk Kepuasan Diri

Megapolitan
Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Akses Jalan Tembusan Pasar Jambu Dua Dibuka, Dirut PPJ: Pedagang dan Warga Senang

Megapolitan
Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Siswi SLB di Jakbar Diduga Dicabuli Teman Sekelas hingga Hamil

Megapolitan
Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Frustrasi Dijauhi Teman Picu Siswa SMP Lompat dari Lantai 3 Gedung Sekolah

Megapolitan
Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Ulah Polisi Gadungan di Jaktim, Raup Jutaan Rupiah dari Hasil Memalak Warga dan Positif Narkoba

Megapolitan
Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Jukir Liar Muncul Lagi Usai Ditertibkan, Pengamat: Itu Lahan Basah dan Ladang Cuan bagi Kelompok Tertentu

Megapolitan
Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin 'Pulau Sampah' di Jakarta

Darurat Pengelolaan Sampah, Anggota DPRD DKI Dukung Pemprov Bikin "Pulau Sampah" di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke