Salin Artikel

Komunitas Reenactor Indonesia, Ketika Penggila Sejarah Hidupkan Lagi Soekarno hingga Tentara Nazi

Tama menceritakan dirinya bergabung sebagai anggota Komunitas Reenactor Indonesia sejak tahun 2015. Sementara itu, komunitas tersebut telah berdiri sejak tahun 2008. 

Salah satu kegiatan yang baru dilakukan adalah melakukan sesi foto reka ulang perjuangan pergerakan pemuda Indonesia dengan tema Boedi Oetomo dan Siswa STOVIA di Museum Kebangkitan Nasional tanggal 13 Juli lalu. Mereka juga pernah memerankan momen Perang Dunia II lengkap dengan mengenakan atribut tentaranya. 

Tama menjelaskan, anggota komunitas biasanya mendapatkan baju-baju tersebut dari kolektor sejarah di Indonesia maupun luar negeri. 

"Kalau tahun 2008, sistem komunikasi kan masih terbatas, enggak seperti jaman sekarang makanya kita memanfaatkan informasi forum-forum kolektor di surat kabar. Sekarang kan sudah serba online, jadi kita memanfaatkan internet untuk mencari pakaian," ujar Tama. 

Tama menyebut, pakaian yang sulit didapatkan adalah pakaian tentara Jerman pada Perang Dunia II. 

Anggota komunitas harus rela mengimpor pakaian tersebut dari negera asalnya, Jerman. Tak jarang, pakaian yang mereka dapatkan telah mengalami kerusakan pada bagian tertentu. 

Menurut Tama, pakaian yang dikoleksi tak harus pakaian asli yang dikenakan oleh tokoh sejarah tertentu. 

"Bedanya komunitas Reenactor dan cosplay biasa adalah kita enggak sembarang membeli dan mengoleksi pakaian. Walaupun tujuannya sama untuk diabadikan dalam foto, tapi kita benar-benar ingin semuanya sama seperti yang dipakai saat momen itu. Misalnya pelajar STOVIA dulu memakai dasi kupu-kupu, maka kita harus memakai seperti itu juga," jelas Tama.

"Kita enggak asal pakai atau membeli pakaian karena kita tidak ingin mengabaikan nilai sejarahnya. Boleh saja sih kalau pakaian itu merupakan produksi ulang, tapi harus memiliki tingkat kecocokan hampir 99 persen dengan pakaian kala itu," lanjutnya. 

Tama mengatakan, Komunitas Reenactor Indonesia tak memiliki agenda rutin untuk kopdar (berkumpul) karena masing-masing anggota memiliki kesibukan berbeda. Mereka biasanya hanya mengatur agenda melalui grup aplikasi pesan singkat WhatsApp untuk menentukan jadwal pertemuan atau pertunjukan. 

"Anggota kita kan ada yang mahasiswa, karyawan swasta, jadinya sulit untuk menentukan jadwal kumpul. Kita fleksibel aja asalkan tetap saling sharing (berbagi) dan berkomunikasi melalui grup WhatsApp," ungkap Tama.  

 
 

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/21/16372201/komunitas-reenactor-indonesia-ketika-penggila-sejarah-hidupkan-lagi

Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Video Viral Bule Hina IKN Ternyata Direkam di Bogor

Megapolitan
Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Lurah: Separuh Penduduk Kali Anyar Buruh Konfeksi dari Perantauan

Megapolitan
Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Optimistis Seniman Jalanan Karyanya Dihargai meski Sering Lukisannya Terpaksa Dibakar...

Megapolitan
Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Kampung Konfeksi di Tambora Terbentuk sejak Zaman Kolonial, Dibuat untuk Seragam Pemerintahan

Megapolitan
Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Razia Dua Warung Kelontong di Bogor, Polisi Sita 28 Miras Campuran

Megapolitan
Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Tanda Tanya Kasus Kematian Akseyna yang Hingga Kini Belum Terungkap

Megapolitan
Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Pedagang di Sekitar JIExpo Bilang Dapat Untung 50 Persen Lebih Besar Berkat Jakarta Fair

Megapolitan
Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Beginilah Kondisi Terkini Jakarta Fair Kemayoran 2024...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

[POPULER JABODETABEK] Akhir Pelarian Perampok 18 Jam Tangan Mewah di PIK 2 | Masjid Agung Al-Azhar Gelar Shalat Idul Adha Hari Minggu

Megapolitan
Diduga Joging Pakai 'Headset', Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Diduga Joging Pakai "Headset", Seorang Pria Tewas Tertabrak Kereta di Grogol

Megapolitan
Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Pemeras Ria Ricis Gunakan Rekening Teman untuk Tampung Uang Hasil Pemerasan

Megapolitan
Anies Bakal 'Kembalikan Jakarta ke Relnya', Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Anies Bakal "Kembalikan Jakarta ke Relnya", Pengamat: Secara Tak Langsung Singgung Heru Budi

Megapolitan
Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Pedagang Kerak Telor di PRJ Mengeluh Sepi Pembeli: Dulu Habis 50 Telor, Kemarin Cuma 10

Megapolitan
Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Keluarga Akseyna Minta Polisi Dalami Penulis Lain dalam Surat Wasiat sesuai Analisis Grafolog

Megapolitan
Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Kasus Akseyna Berlanjut, Keluarga Sebut Ada Informasi yang Belum Diterima Penyidik Baru

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads

Copyright 2008 - 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

Bagikan artikel ini melalui
Oke