JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno mengatakan, siapapun yang terpilih menjadi wakil Tangerang Selatan (Tangsel) nanti harus bisa membawa perubahan.
Salah satunya memutus budaya politik di Tangerang yang telah berakar hingga ke Tangerang Selatan.
"Yang paling penting bagaimana mengurangi atau menghilangkan politik dinasti, itu jauh lebih penting," ujar Adi saat dihubungi di Kompas.com, Kamis (25/7/2019).
Adi merujuk politik dinasti Ratu Atut Chosiyah yang masih kuat di Banten, salah satu contohnya Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany yang merupakan salah satu anggota keluarga Ratu Atut.
Menurut dia, banyak hal yang tidak berhasil diselesaikan oleh pemerintah era Airin. Salah satunya menata kota Tangerang Selatan.
Keadaan semrawut di Tangerang Selatan semakin terasa karena banyak warga pendatang yang datang ke kota tersebut.
"Tangsel ini termasuk salah satu tempat favorit yang diserbu banyak pendatang karena banyak fasilitas seperti banyak kampus. Banyak kampus ada UIN, UMNJ, Unpam, banyak kelompok aktivis bermunculan. Kalau tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan tata kelola perkotaan kurang baik," kata Adi.
Yang lebih penting, kata Adi, hilangnya budaya politik dinasti di Tangerang Selatan bisa menjadi sebuah kemajuan dalam berdemokrasi.
"Jadi siapapun yang maju salah satu tantangan terbesar adalah memutus ketergantungan bahkan harus mengalahkan kekuatan politik dinasti sebagai salah satu ukuran kemajuan dalam berdemokrasi," ujar Adi.
Sejauh ini, baru dua nama yang sangat terdengar ingin mencalonkan diri sebagai Wali Kota Tangerang Selatan. Dia adalah Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie dan putri dari Calon Wakil Presiden Terpilih Ma'ruf Amin yakni Siti Nur Azizah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/26/10260371/pengamat-wali-kota-tangsel-yang-baru-harus-hapus-budaya-politik-dinasti