Bripka Rahmat Efendy diduga ditembak Brigadir Rangga Tianto di Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis, Depok, Jawa Barat, Kamis pukul 20.50 WIB.
Kepala Operasional Pelayanan Kedokteran Polri RS Polri Kramatjati Kombes Edy Purnomo mengatakan, korban tiba di Instalasi Kedokteran Forensik RS Polri Kramatjati, Jakarta, Jumat (26/7/2019) pukul 00.19 WIB.
Setelah proses selama lima jam, jenazah selesai diotopsi dan dibawa pulang keluarga pukul 05.17 WIB ke rumah duka di Depok, Jawa Barat.
Adapun dari hasil otopsi ditemukan tujuh luka tembak di tubuh korban.
"Hasil pemeriksaan ada tujuh luka tembak, yaitu di daerah paha, daerah bokong, perut, dada, dan leher tapi mengenai dagu," kata Edy di RS Polri, Jumat.
Edy menambahkan, dari tujuh luka tembak di tubuh korban terdapat dua luka tembak yang pelurunya bersarang di tubuh korban.
"Dari tujuh luka tembak itu dua peluru bersarang dan sudah diberikan ke polisi untuk penyesuaian pemeriksaan," ujar Edy.
Penembakan itu diduga disebabkan Brigadir Rangga terpancing emosi.
Ia menembak Bripka Rahmat sebanyak tujuh kali. Dia menggunakan senjata api jenis HS 9.
Akibatnya, Bripka Rahmat tewas di tempat kejadian perkara (TKP).
Kronologi
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono sebelumnya mengatakan, penembakan terjadi diduga karena emosi.
Brigadir Rangga emosi setelah Bripka Rahmat menolak permintaannya dengan nada kasar.
Keduanya tengah menangani kasus tawuran. Awalnya, Bripka Rahmat mengamankan seorang pelaku berinisial FZ dengan barang bukti senjata tajam.
Tak lama, orangtua FZ datang ke Polsek Cimanggis didampingi Brigadir Rangga dan Brigadir Rahmat.
Kedua polisi yang datang bersama orangtua FZ meminta Bripka Rahmat untuk melepaskah FZ.
"Mereka meminta FZ dibebaskan, tetapi ditolak oleh Bripka RE," kata Argo saat dikonfirmasi Kompas.com.
Brigadir Rangga merasa penolakan yang disampaikan Bripka Rahamt bernada kasar. Tak terima dengan perlakuan tersebut, Brigadir Rangga kemudian pergi menuju ruangan lain yang bersebelahan dengan ruangan Sentra Pelayanan Kepolisian (SPK) Polsek Cimanggis.
Ia mengambil sebuah senjata api jenis HS 9.
"Lalu, dia (Brigadir RT) menembak Bripka RE sebanyak tujuh kali di bagian dada, leher, paha, dan perut," ungkap Argo.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/07/26/13505591/ini-hasil-otopsi-jenazah-bripka-rahmat-yang-ditembak-polisi