Hal itu dikatakan Abdul Hadi, kerabat satu profesi Jumharyono sebagai kuli panggul di Pasar Induk Kramat Jati.
Abdul menduga Jumharyono stres karena kesehariannya kerap berbicara sendiri ketika sedang tidak berkomunikasi dengan seseorang.
"Orangnya itu emang kayaknya rada kelainan gitu. Kalau diajak ngobrol sih nyambung kayak biasa. Tapi kalau lagi sendiri dia tuh suka ngobrol sendiri dan itu sering," kata Abdul di lokasi, Selasa.
Abdul yang sudah lebih dari 20 tahun mengenal Jumharyono ini memang sudah terbiasa mendengar Jumharyono ribut dengan istrinya.
Namun, dirinya tidak pernah tahu permasalahan antara Jumharyono dan istrinya.
Sementara itu, Jondayat (47) tetangga di depan rumah kontrakan korban mengatakan, sosok Jumharyono memang dikenal tertutup dan jarang bergaul dengan warga.
Sementara Khoriah akrab dengan para tetangga.
"Orangnya itu diem saja, jarang berbaur sama warga lah paling satu dua kali doang. Tertutup lah gitu. Kalau istrinya kan jualan makanan ringan ini jadi akrab sama warga," ujar Jondayat.
Dia tidak menyangka keributan antara Jumharyono dan istrinya berujung pembunuhan keji terhadap Khoriah.
Sebelumnya, Khoriah tewas dibunuh Jumharyono usai berdebat diduga karena masalah ekonomi pada Selasa dini hari.
Pembunuhan tersebut diketahui warga berawal dari teriakan tetangga soal adanya kebakaran di kontrakan korban pukul 01.30 WIB.
Warga langsung mengecek rumah kontrakan korban. Setelah pintu didobrak, pelaku keluar dari jendela lalu pingsan.
Selain menemukan jenazah korban saat padamkan api, warga juga melihat anak korban berinisial R (5) masih berada di dalam kontrakan menahan sakit dengan luka bakar di sekujur tubuhnya.
Kini Jumharyono masih diperiksa oleh kepolisian di Mapolsek Kramat Jati.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/06/13195681/suami-yang-bunuh-istri-dan-bakar-anak-di-kramat-jati-dikenal-tertutup-dan