JAKARTA, KOMPAS.com — Warga Tangerang Selatan akan memilih pemimpin baru pada Pilkada Tangsel 2020. Sejumlah nama yang diprediksi meramaikan kontestasi itu sudah mulai bermunculan.
Beberapa di antaranya Wakil Wali Kota Tangsel saat ini Benyamin Davnie, aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) Ade Irawan, dan Siti Nur Azizah yang merupakan putri wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin.
Nama-nama itu mengincar posisi orang nomor satu di Tangerang Selatan meskipun tidak tertutup kemungkinan akan ada nama-nama lain yang muncul dalam bursa pencalonan wali kota ini.
Bagaimana peluang yang dimiliki mereka?
Calon petahana selalu memiliki keuntungan lebih besar dibandingkan calon lain. Pengamat poltik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, menilai sebagai wakil wali kota, Benyamin Davnie memiliki keuntungan itu.
Sosok Benyamin pasti lebih akrab di telinga masyarakat Tangerang Selatan.
Terlebih semasa menjabat sebagai wakil wali kota selama dua periode, Benyamin dinilai bisa menjangkau seluruh lapisan masyarakat Tangerang Selatan.
"Dua hal ini cukup jadi modal yang cukup baik untuk running awal," ujar Adi saat dihubungi Kompas.com.
Namun, Adi mengharapakan Benyamin punya program baru jika ingin mencalonkan diri. Program tersebut harus sesuai dengan kebutuhan Kota Tangerang Selatan saat ini dan tidak mencontek program wali kota sebelumnya.
"Kalau hanya melanjutkan apa yang dilakukan Bu Airin (Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany) tentu kurang orisinil. Dan ini yang sebenarnya yang kita tunggu kalau Pak Benyamin serius maju di Pilkada Tangerang Selatan," ucap dia.
"Yang paling penting mengubah mental jiwa warga. Tangsel ini kan salah satu jendela untuk melihat Banten. Kan orang ya kalau melihat Banten ya lihatnya Tangsel," kata dia.
2. Nama besar Ma'ruf Amin untungkan putrinya
Meski bukan petahana, nama bakal calon lain, yaitu Siti Nur Azizah, juga memiliki potensi meraih elektabilitas tinggi seperti petahana. Hal ini karena Siti Nur Azizah merupakan putri dari wakil presiden terpilih Ma'ruf Amin.
"Pertama yang masih bisa dikapitalisasi tentu nama besar Kiai Ma'ruf Amin. Jadi peluang cukup terbuka secara sosial politik. Dia dikenal karena posisi Pak Ma'ruf Amin wakil presiden," kata Adi.
Meski demikian, nama besar Ma'ruf Amin hanya modal awal. Adi mengatakan nama Siti sendiri belum terlalu akrab di telinga warga Tangsel. Apalagi, Siti juga tidak punya pengalaman di panggung politik.
Selama ini, dia hanya bekerja sebagai pegawai negeri sipil di Kementerian Agama.
"Ya cukup terbuka tergantung keseriusan anaknya Pak Ma'ruf Amin ini mampu memanfaatkan waktu peluang yang kurang lebih tersisa satu tahun lagi," ucap dia.
3. Aktivis ICW turun tangan
Salah satu aktivis Indonesia Corruption Watch ( ICW), Ade Irawan, memberi sinyal untuk mencalonkan diri jadi wali kota Tangerang Selatan. Awalnya, dia mengakui mendapat dorongan dari banyak pihak untuk ikut dalam Pilkada Tangerang Selatan 2020.
"Beberapa teman aktivis dan akademisi minta dan dorong saya untuk ikut berkontribusi lebih besar di Tangsel. Tentu saya apresiasi dan berharap juga bisa turut mendorong orang-orang baik di Tangsel untuk maju," ujar Ade kepada Kompas.com.
Ade mengatakan teman-temannya juga sudah mulai mendiskusikan rencana ke depan untuk Tangsel dengan partai politik.
Dia pribadi menilai banyak yang akan jadi fokusnya ketika menjabat sebagai wali kota nanti. Salah membenahi tata kelola kota.
Terkait ingin maju melalui jalur parpol atau independen, dirinya belum bisa memastikan hal tersebut.
"Semua kemungkin dijajaki. Tapi kami percaya parpol di Tangsel punya komitmen antikorupsi," kata Ade.
Ade mengatakan, teman-temannya sudah mulai mendiskusikan rencana ke depan untuk Tangsel dengan partai politik. Namun, menurut dia, terlalu dini untuk mengungkapkan komunikasi pihaknya dengan parpol.
"Terkait dengan berapa banyak partai politik yang sudah berkomunikasi tentu masih terlalu dini untuk disampaikan. Seiring berjalannya waktu, insya Allah, teman-teman akan mengetahui dengan sendirinya," ujarnya.
Memutus dinasti kekuasaan Ratu Atut...
Adi mengatakan, siapa pun yang terpilih menjadi wakil Tangerang Selatan (Tangsel) nanti harus bisa membawa perubahan.
Salah satunya memutus budaya politik di Tangerang yang telah berakar hingga ke Tangerang Selatan.
"Yang paling penting bagaimana mengurangi atau menghilangkan politik dinasti. Itu jauh lebih penting," ujar Adi.
Adi merujuk politik dinasti bekas gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang masih kuat di Banten. Bahkan Wali Kota Tangsel Airin Rachmi Diany juga merupakan salah satu anggota keluarga Ratu Atut.
Hilangnya budaya politik dinasti di Tangerang Selatan bisa menjadi sebuah kemajuan dalam berdemokrasi.
"Jadi siapa pun yang maju, salah satu tantangan terbesar adalah memutus ketergantungan, bahkan harus mengalahkan kekuatan politik dinasti sebagai salah satu ukuran kemajuan dalam berdemokrasi," ujar Adi.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/07/14241451/bursa-pilkada-tangsel-dan-harapan-berakhirnya-politik-dinasti