Salin Artikel

Dua Pekan Jelang Akhir Jabatan, DPRD DKI Bahas Anggaran 2020 dan Perubahan 2019

JAKARTA, KOMPAS.com - DPRD DKI Jakarta akan menyusun rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Perubahan (APBD-P) 2019 dan APBD 2020 dalam waktu dua pekan sebelum masa jabatan mereka berakhir pada 26 Agustus mendatang.

Prosesnya dimulai dengan membahas Kebijakan Umum Perubahan Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUPA-PPAS) untuk APBD-P 2019 pada Senin (12/8/2019).

"Yang ada jadwal kan pembahasan anggaran APBD-P 2019 dengan anggaran 2020. Mulai Senin depan," ujar Sekretaris DPRD DKI Jakarta M Yuliadi saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/8/2019).

Yuliadi menyampaikan, DPRD DKI akan menyelesaikan pembahasan APBD-P 2019 terlebih dahulu.

Setelah itu, barulah mereka membahas Kebijakan Umum Anggaran-Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk APBD 2020.

"Mereka selesaikan dulu APBD-P, abis itu baru selesaikan yang 2020, simultan," kata dia.

Menurut Yuliadi, Ketua DPRD DKI Jakarta Prasetio Edi Marsudi telah menghentikan semua kunjungan kerja (kunker) agar anggota DPRD DKI fokus membahas rancangan APBD-P 2019 dan APBD 2020.

"Mereka udah enggak ada lagi (kunker), udah distop sama Pak Ketua. Jadi diminta untuk fokus penyelesaian APBD-P dengan pembahasan anggaran 2020," ucap Yuliadi.

Tahun lalu, proses penyusunan APBD-P 2018 dimulai pada 28 Agustus 2018 dengan membahas KUPA-PPAS. APBD-P 2018 kemudian disahkan pada 27 September 2018.

Sementara itu, penyusunan APBD 2019 dimulai pada 10 Oktober 2018 dengan membahas KUA-PPAS. APBD 2019 itu disahkan pada 30 November 2018.

Pembahasan anggaran yang dikebut sebelum masa jabatan DPRD DKI periode 2014-2019 berakhir ini dikritik oleh Dewan Pimpinan Wilayah Partai Solidaritas Indonesia (DPW PSI) DKI Jakarta.

DPW PSI Jakarta menyatakan bahwa proses pembahasan yang menyangkut anggaran tidak bisa terburu-buru.

PSI khawatir hal ini akan memengaruhi kualitas penyerapan anggaran yang merupakan uang rakyat.

"Kami ingin mengingatkan bahwa proses pembahasan anggaran ini harus terbuka dan apa memang benar realistis dua minggu bisa dikebut tiga APBD? Kalau benar DPRD dan dewan optimis, ya udah. Tapi kami merasa ini tidak ideal. Seharusnya lebih transparan, lebih seksama, dan publik dilibatkan," kata Ketua DPW PSI Jakarta Michael Victor Sianipar, Kamis ini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/08/20471801/dua-pekan-jelang-akhir-jabatan-dprd-dki-bahas-anggaran-2020-dan-perubahan

Terkini Lainnya

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Rumah TKP Brigadir RAT Bunuh Diri Pernah Dimiliki Fahmi Idris, Lalu Kini Dihuni Bos Tambang

Megapolitan
Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Cara Daftar Online Urus KTP dan KK di Tangsel

Megapolitan
Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Preman Perusak Gerobak Bubur di Jatinegara adalah Warga Setempat

Megapolitan
Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Polisi Kantongi Identitas Preman Perusak Gerobak Bubur Pakai Celurit di Jatinegara

Megapolitan
Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Preman Penghancur Gerobak Bubur di Jatinegara Masih Buron

Megapolitan
Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Jambret Beraksi di Depan JIS, Salah Satu Pelaku Diduga Wanita

Megapolitan
Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Kondisi Terkini TKP Brigadir RAT Bunuh Diri: Sepi dan Dijaga Polisi

Megapolitan
Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke