Selama tujuh bulan lebih, 20 bus yang rencananya dipakai sebagai bus Transpatriot Bekasi itu berpindah-pindah tempat mendekam, mulai dari Asrama Haji, Stadion Patriot Candrabhaga, dan lahan PDAM.
Hingga Kamis (8/8/2019), bus-bus itu rata-rata dalam kondisi jarang dirawat. Seluruh badan dan jendela bus berselubung debu tebal hingga dapat dicoret-coret dengan sentuhan jari.
Ada lapisan karat menyempil di bemper bus. Bahkan, 1 unit bus sekolah dalam keadaan pecah bempernya.
Usai jadi sorotan media, Selasa (13/8/2019) masa depan bus-bus tersebut akhirnya terang. Dinas Perhubungan Kota Bekasi berdalih, kendala administrasi yang membelit pengoperasian 20 bus tersebut kini sudah tuntas.
"Dua bulan ini memang agak sulit administrasi yang disiapkan. Pertama, yang harus kami siapkan, administrasi. Bus ini diberikan oleh kementerian dalam keadaan off the road, kosong. STNK belum, otomatis BPKB dan pelat nomor belum," kata Dadang dalam konferensi pers di kantornya, Selasa (13/8/2019).
"Kami terima hanya faktur. Sudah kami serahkan ke PD Mitra Patriot pengelolaannya. Ini kami kuningkan, ada perubahan faktur, dan itu sudah selesai," kata dia.
Di samping kelengkapan dokumen kendaraan, ujar Dadang, bus hibah yang resmi diterima Pemerintah Kota Bekasi pada Desember 2018 ini berjenis hi-deck.
Dalam delapan bulan ini, Dadang mengklaim bahwa pihaknya sibuk membuat tangga khusus naik-turun penumpang. Ini juga yang jadi dalih Dishub Kota Bekasi tak mengoperasikan 20 bus ini, selain urusan administrasi tadi.
Padahal, selama tujuh bulan lebih ini, belum satu pun halte yang dibangun untuk mengantisipasi pengoperasian 20 bus ini.
Penumpang hanya disiapkan halte virtual atau halte bayangan dengan tangga khusus hi-deck. Pembangunan halte, kata Dadang, akan dilakukan “sambil jalan”.
"Izin trayek, ranah Dishub, sudah. KIR juga sudah. Kelengkapan administrasi sudah terpenuhi. Aspek teknis, saya tidak mau buru-buru (bus beroperasi) tapi belum siap. Shelter yang dilalui juga masih harus disiapkan," kata Dadang.
Kemenhub minta test-drive
Dadang menjamin bahwa bus-bus Transpatriot itu dalam keadaan laik jalan. Kini, 20 bus tersebut telah dipindahkan ke pul khusus di sebuah lahan dekat perumahan Vida, Bantargebang.
Lama mengaspal sejak dihibahkan, Kementerian Perhubungan tak mampu menyembunyikan kegerahannya.
"Saya bilang sih ini delapan bulan cukup lama baru selesai. Tapi terlepas dari itu saya yakin bahwa semua itu dalam proses," ujar Ahmad Yani, Direktur Angkutan Multimoda Ditjen Perhubungan Darat Kemenhub RI, Selasa.
"Kuping saya sakit kalau ada yang bilang bus Kemenhub mangkrak. Karena biasanya dulu mintanya kencang. Pas dikasih, untuk mengubah fakturnya jadi kuning, enggak disiapkan duitnya," katanya.
Setelah 7 bulan lebih tak mengaspal, kementerian memerintahkan Pemkot Bekasi untuk segera mengoperasikan 20 bus Transpatriot itu. Selain sebagai sosialisasi kepada warga, "test-drive" ini untuk menunjukkan pada publik bahwa bus-bus tersebut laik jalan.
"Saya ingin pastikan bahwa bus itu besok sudah bisa disosialisasikan kepada masyarakat, bahwa secara riil di lapangan sudah bisa (beroperasi). Saya ditugasi Pak Menteri karena dulu ada Transjakarta mangkrak di Bogor. Diingatkan Pak Menteri, Rabu (14/8/2019) bus itu jalan," kata Ahmad.
Pemerintah Kota Bekasi menyanggupi permintaan itu, namun dengan selisih satu hari. Bus-bus Transpatriot itu rencananya akan mulai mengaspal di Bekasi pada Kamis (15/8/2019). Jumat (16/8/2019), bus Transpatriot itu akan jadi moda antar-jemput Paskibra Bekasi bolak-balik Alun-alun Kota Bekasi-Asrama Paskibra.
"Dipakai berjalan sambil tes engine. Di sini juga sudah ada untuk bantu paskibra 16 Agustus nanti menggunakan bus yang 20 unit ini untuk memperlihatkan bus ini layak jalan," ujar Direktur PD Mitra Patriot, Tubagus Hendra, Selasa.
Resmi layani penumpang 22 Agustus dengan trayek baru
Selang sepekan usai test-drive, 20 bus Transpatriot ini akan resmi beroperasi dan melayani penumpang pada dua trayek baru, yakni rute Wisma Asri-Sumber Arta dan Summarecon-Vida Bantargebang.
Pengoperasian ini melengkapi 9 bus Transpatriot terdahulu yang telah lebih dulu melayani penumpang dari Harapan Indah-Terminal Juanda.
"Kami sudah sepakat rencananya memang operasional 22 Agustus mulai membawa penumpang. Dari 22 Agustus akan kami gratiskan dulu hingga awal September," ujar Tubagus Hendra.
Hendra belum dapat memastikan besaran tarif yang dikenakan bagi penumpang setelah 20 bus ini selesai masa uji coba dan mulai beroperasi komersial.
Hingga saat ini, katanya, pihaknya baru menentukan rancangan kasar dengan model tarif tergantung jarak tempuh dari rentang Rp 5.000 sampai Rp 10.000 sekali jalan.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/08/14/06145631/bus-hibah-dari-kementerian-di-bekasi-akhirnya-tak-lagi-menganggur