Salin Artikel

Jakarta Kian Padat, Indekos Sleep Box Tak Seharusnya Ditutup

JAKARTA, KOMPAS.com — Akhir-akhir ini, indekos ala sleep box di kawasan Johar Baru, Kampung Rawa, Jakarta Selatan, tengah ramai diperbincangkan.

Menanggapi hal itu, pengamat sosial dari Vokasi Universitas Indonesia, Devie Rahmawati, mengatakan, indekos sleep box itu merupakan suatu hal yang wajar.

Sebab, Jakarta memiliki tata kota yang padat dan sempit. Hal ini membuat pengusaha properti harus putar otak hingga terciptalah inovasi kreatif dengan konsep sleep box ini.

"Sebenarnya memang perlu upaya pemerintah kota mewadahi kebutuhan industri kepada manusia-manusia kreatif yang mereka butuhkan dengan sudah stuck-nya tata ruang kota. Nah tentunya keadaan ini dibaca oleh pebisnis misalnya kemudian menawarkan kos-kosan ala sleep box itu,” ujar Devie kepada Kompas.com, Senin (2/9/2019).

Devie mengatakan, sleep box justru sangat terkenal di luar negeri. Dia pun heran pemerintah justru menilai sleep box tidak layak.

Menurut Devie, konsep hunian sleep box ini tinggal ditata dengan baik. Pemerintah juga bisa berkolaborasi dengan pemilik kos untuk menciptakan kamar yang murah dan nyaman.

"Yang salah di sini bukan pebisnisnya. Seharusnya pemerintah memberi pembinaan. Oh gini baiknya indekos itu dibuat atau begini harusnya fasilitasnya dibentuk," kata Devie.

Menurutnya, masyarakat memang lebih mengincar indekos yang praktis dan murah.

Apalagi, kehidupan di Jakarta serba mahal, sedangkan Jakarta merupakan pusatnya penduduk pendatang untuk mencari nafkah.

"Karena Jakarta itu pusat ekonomi, bukti pekerja inginnya bekerja secara produktif. Dibanding mereka yang tempat tinggalnya jauh dari pekerjaan malah akan menghadirkan orang-orang yang tidak produktif karena udah capek duluan," katanya.

Devie mengatakan, sebaiknya pemerintah membina pengusaha indekos itu untuk mencegah bahaya.

"Tugas pemerintah juga seharusnya merangkul mereka (penghuni indekos) apakah terlihat higienis sehat seperi apa,” kata Devie.

Dia juga mendorong pemerintah untuk membuka database indekos di Jakarta yang belum memiliki izin.

Selain itu, ia juga menyarankan pemerintah untuk mengklasifikasikan indekos mana yang tidak layak dan layak sehingga bisa dibina.

"Pemerintah juga bisa ambil bagian, buat web indekos mana saja dengan harga berapa saja yang bisa dicari masyarakat sehingga semuanya jauh lebih mudah," tuturnya.

Sebelumnya, Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Pusat melakukan sidak terhadap indekos harian di kawasan Johar Baru.

Indekos ala sleep box ini banyak diincar para pendatang yang bekerja di pusat kota Jakarta.

Pantauan Kompas.com, tak ada plang atau tanda yang menunjukkan bahwa rumah tingkat tiga berwarna hitam itu merupakan kos-kosan. Kamar-kamar yang disewakan berada di lantai dua.

Kamar atas berukuran 2 x 1 x 90 sentimeter, sementara kamar bawah berukuran 2 x 1,25 x 90 sentimeter.

Di dalam kamar itu sudah disiapkan kasur busa, bantal, lampu, dan stop kontak.

Disiapkan juga pintu yang dibentuk seperti jendela berbahan besi yang bisa digeser ke kiri dan ke kanan.

Di luar kamar itu juga sudah ada AC atau pendingin ruangan 2 PK yang disediakan untuk yang tinggal di sleep box itu.

Namun, jika kurang pendinginan pengunjung juga dapat membawa kipas angin sendiri di dalam kamar.

Para penghuni kamar di indekos ini juga harus menyusun barang-barangnya di atas kasur dengan rapi agar tidak berantakan dan tersenggol.

Kamar ini memang didesain untuk para pekerja yang sudah lelah dan menjadikan indekos itu hanya untuk tempat beristirahat.

Salah satu penjaga kosan itu, Shinchan, mengatakan kos disewakan Rp 50.000 per hari.

Kamar atas disewakan dengan harga Rp 300.000 per bulan, sementara kamar bawah disewakan Rp 400.000 per bulan.

Biasanya rata-rata harga kosan atau kontrakan di Jakarta minimal Rp 500.000 hingga Rp 1 juta.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/09/03/10474241/jakarta-kian-padat-indekos-sleep-box-tak-seharusnya-ditutup

Terkini Lainnya

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Pekerja Proyek Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan, Diduga Tak Pakai Alat Pengaman

Megapolitan
Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Pendaftar Masih Kurang, Perekrutan Anggota PPS di Jakarta untuk Pilkada 2024 Diperpanjang

Megapolitan
Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Pekerja Proyek Diduga Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas 'Bodong', Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

25 Warga Depok Tertipu Investasi Emas "Bodong", Total Kerugian Capai Rp 6 Miliar

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke