Menurut dia, ada dua faktor mengapa proses ini tak berjalan mulus. Masalah ini harus didiskusikan antara Gerindra dan PKS sebagai parpol pengusung Anies Baswedan.
"Kalau ini tidak jalan harus ada evaluasi. Apa figurnya yang kurang menarik, kurang dipahami, atau komunikasinya. Jadi dua hal ini yang saya ajak diskusi dengan PKS," ucap Taufik saat dihubungi, Kamis (24/10/2019).
Menurut Taufik, seharusnya PKS lebih agresif untuk mendorong pemilihan orang nomor dua di DKI Jakarta tersebut.
PKS tak boleh hanya berdiam melainkan harus melakukan komunikasi dengan semua unsur di DPRD DKI.
"Ya yang mestinya di depan PKS dong. Kan barang, barang dia. Masa dia duduk-duduk saja, kami yang lari-lari," kata dia.
Meski saat ini proses pemilihan wagub molor lantaran rapat pimpinan gabungan (rapimgab) tak kunjung terlaksana, menurut dia, PKS sebagai pengusung utama tak boleh hanya menunggu.
"Ya nunggu rapimgab itu kan harus ada komunikasi. Barang ini ada di DPRD, DPRD unsurnya banyak. Ya komunikasi lah dengan semua unsur itu. Kalau duduk-duduk saja, ya mana bisa," ujarnya.
Adapun untuk posisi wagub telah kosong sejak 10 Agustus 2018, pascaditinggal Sandiaga Uno yang maju sebagai calon wakil presiden.
Dua partai pengusung PKS dan Gerindra sudah mengajukan dua nama untuk menjadi cawagub, yakni Agung Yulianto dan Ahmad Syaikhu.
Namun proses pemilihan di DPRD DKI berjalan alot. Pansus menyebut tata tertib pemilihan wagub sudah selesai dibahas.
Namun hingga kini rapimgab untuk pembahasan tatib belum juga terlaksana.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/24/18451341/pemilihan-wagub-dki-molor-taufik-apa-figurnya-kurang-menarik