Salin Artikel

Komaruddin Rachmat, Penyintas Stroke asal Bekasi Akan Jalan Kaki Bandung-Jakarta

Ia merupakan penyintas stroke sejak 7 tahun lalu.

1. Motivasi sesama penyintas stroke

Komaruddin ingin memberi motivasi kepada sesama penyintas stroke. Ia menganggap, siapa pun penyintas stroke sanggup menggapai kembali hidup yang sehat, seperti dirinya.

"Saya ingin memberi motivasi kepada para penyandang stroke di mana pun berada, dalam kondisi apapun menderitanya bahwa mereka  harus  selalu optimis dan semangat, karena stroke bisa dipulihkan. Contohnya adalah saya, bahkan insya Allah mampu jalan kaki Bandung-Jakarta," kata Komaruddin kepada wartawan di Bekasi, Kamis (24/10/2019).

Menurut dia, salah satu pemulihan bagi para penyintas stroke yakni berolahraga, hingga fisik kembali kuat.

Hal ini, menurut dia, guna menghindari peluang datangnya stroke kedua yang lebih membahayakan.

"Hati-hati serangan kedua yang lebih berbahaya dari yang pertama. Apalagi serangan ketiga, itu menyebabkan kematian atau cacat permanen," ujarnya.

2. Ingin desak pemerintah

Komaruddin Rachmat berpendapat, stroke kini mestinya diperhatikan secara lebih serius oleh pemerintah. Pasalnya, kasus stroke kian melonjak.

"Nah sekarang itu, stroke sudah menjadi penyakit nomor satu pembunuh di Indonesia," ucap dia.

Melalui rencana aksi jalan kakinya selama 4 hari, ia hendak mendorong pemerintah agar merumuskan berbagai cara, termasuk peta jalan (roadmap), agar stroke tidak lagi jadi momok masyarakat.

"Supaya publik tahu, bahwa dari darah tinggi dan kolesterol kok bisa stroke? Itu (pemerintah) harus jelaskan, bagaimana mekanismenya, bagaimana caranya, supaya publik tahu dan bsia menghindar," ujar Komaruddin.

3. Mengaku sudah biasa jalan jauh

Komaruddin mengaku punya tekad keras untuk sembuh sejak stroke menyerangnya 7 tahun silam. Tekad keras itu ia terjemahkan dalam rupa latihan dan disiplin merawat fisik hingga Komaruddin berencana melakoni aksi jalan kaki dari Bandung ke Jakarta.

"Kalau di Bekasi sekarang ini ada orang jalan ditutup dengan jaket sauna yang hitam itu, itu saya. Itu untuk mempertahankan kondisi," ujar Komaruddin.

"Karena sering jalan, akhirnya sudah kuat kan kaki saya, terbesit di keinginan saya, kenapa saya enggak jalan aja Bandung-Jakarta," ujar dia.

Pria yang mengaku sebagai staf ahli di PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi itu berkisah, stroke pada 16 September 2012 silam membuatnya lumpuh separuh badan. Dalam masa pemulihan, ia memaksakan diri berjalan kendati tertatih.

"Sejak saya sakit dulu, memang saya sudah punya pikiran ini kok lumpuh, saya berpikir keras saya harus kembali. Tertatih-tatih, lama-lama saya kuat, akhirnya saya jalan terus hingga berkilo-kilo," terang Komaruddin.

4. Antisipasi cuaca ekstrem

Masalah yang mungkin menghambat aksi jalan kaki Komaruddin ialah suhu udara di Pulau Jawa yang amat panas belakangan ini.

Akan tetapi, Komaruddin mengaku sudah menyiapkan segalanya, terutama kesiapan fisiknya. Ia tampak percaya diri.

"Suhu panas memang jadi bahan pertimbangan. Saya ini sudah tryout beberapa hari. Saya tryout dari SMAN 1 Kota Bekasi, jalan kaki ke Kota Tua (Jakarta). Itu 30 kilometer," ujar Komaruddin.

"Dari Bekasi ke Monas juga sudah. Saya sudah tahu, kecepatan saya itu empat kilometer 1 jam," ia menambahkan.

Dalam aksinya nanti, Komaruddin akan ditemani rekannya yang merupakan bekas atlet maraton.

5. Siapkan Rp 25 juta tanpa sponsor

Komaruddin mengaku menyiapkan dana Rp 25 juta untuk aksinya hari ini. Dana itu untuk keperluannya di jalanan selama 4 hari berjalan kaki hingga tiba di Monas, Selasa depan.

"Biaya sendiri, enggak ada sponsor. Ada teman-teman yang menyumbang. Persiapan Rp 25 juta," ujar kakek satu cucu itu.

Dalam melakoni aksi jalan kakinya, Komaruddin akan dikawal oleh satu mobil asistensi. Ada pula mobil ambulans yang akan mengiringinya berjalan kaki.

Komaruddin menganggap bahwa biaya tersebut tak berlebih, kalau bukan pas-pasan.

"Kalau enggak bisa ditekan, ya bagaimana caranya nanti supaya cukup. Misalnya manfaatkan kalau ketemu rumah-rumah, masjid-masjid," ujar Komaruddin.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/25/05592871/komaruddin-rachmat-penyintas-stroke-asal-bekasi-akan-jalan-kaki-bandung

Terkini Lainnya

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Mengaku Kerja di Minimarket, Pemuda Curi Uang Rp 43 Juta dari Brankas Toko

Megapolitan
Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Kronologi Pria di Pondok Aren Gigit Jari Rekannya hingga Putus, Pelaku Tak Senang Teman Korban Ikut Memarkirkan Kendaraan

Megapolitan
Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Syarat Maju Pilkada DKI Jalur Independen: KTP dan Pernyataan Dukungan Warga

Megapolitan
17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

17 Kambing Milik Warga Depok Dicuri, Hanya Sisakan Jeroan di Kandang

Megapolitan
Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Pintu Rumah Tak Dikunci, Motor Warga di Sunter Dicuri Maling

Megapolitan
Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Viral Video Geng Motor Bawa Sajam Masuk Kompleks TNI di Halim, Berakhir Diciduk Polisi

Megapolitan
Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Ibu Pengemis Viral yang Paksa Orang Sedekah Bakal Dipindahkan ke Panti ODGJ di Bandung

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Curi Uang Korban

Megapolitan
Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Ketua RW Nonaktif di Kalideres Bantah Gelapkan Dana Kebersihan Warga, Klaim Dibela DPRD

Megapolitan
Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Menjelang Pendaftaran Cagub Independen, Tim Dharma Pongrekun Konsultasi ke KPU DKI

Megapolitan
DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

DBD Masih Menjadi Ancaman di Jakarta, Jumlah Pasien di RSUD Tamansari Meningkat Setiap Bulan

Megapolitan
Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Tak Hanya Membunuh, Pria yang Buang Mayat Wanita di Dalam Koper Sempat Setubuhi Korban

Megapolitan
Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Polisi Duga Ada Motif Persoalan Ekonomi dalam Kasus Pembunuhan Wanita di Dalam Koper

Megapolitan
Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Pria di Pondok Aren yang Gigit Jari Rekannya hingga Putus Jadi Tersangka Penganiayaan

Megapolitan
Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Dituduh Gelapkan Uang Kebersihan, Ketua RW di Kalideres Dipecat

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke