Salin Artikel

Saat Gerindra Lebih Prioritaskan Bahas APBD daripada Pemilihan Wagub DKI

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta melemparkan berbagai alasan saat ditanya tentang mandeknya proses pemilihan wagub itu.

Partai Gerindra, salah satu partai pengusung Anies Baswedan dan Sandiaga Uno saat Pilkada DKI 2017, tampaknya makin kurang berminat untuk memperjuangkan pemilihan wagub.

APBD lebih penting

Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra Mohamad Taufik mengatakan, saat ini DPRD DKI lebih memprioritaskan pembahasan Kebijakan Umum Anggaran dan Plafon Prioritas Anggaran Sementara (KUA-PPAS) untuk Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2020 dibanding pemilihan wakil gubernur DKI Jakarta.

Apalagi, Gubernur DKI Anies Baswedan juga tampak tak terbebani menjalankan pemerintahan walau tanpa wagub.

"Iyalah, anggaran lebih penting (dari pembahasan wagub). Pak Anies kerja sendiri senyum-senyum aja," kata Taufik, Kamis (24/10/2019) kemarin.

Taufik menambahkan, pembahasan KUA-PPAS untuk APBD menyangkut uang rakyat Jakarta.

Karena itu, DPRD DKI memilih untuk mendahului KUA-PPAS daripada mencari pengganti Sandiaga Uno.

"Makanya kami bilang APBD dulu ajalah. Menyangkut kehidupan masyarakat Jakarta," ujarnya.

DPRD DKI juga bakal tidak mendapatkan gaji selama enam bulan jika pembahasan KUA-PPAS 2020 tak selesai pada 30 November 2019.

Ketentuan itu diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2020.

Figur kurang menarik

Taufik menyebutkan, proses pemilihan wagub DKI Jakarta harus dievaluasi karena molor atau berjalan lama.

Menurut dia, ada dua faktor mengapa proses itu tak berjalan mulus. Masalah itu harus didiskusikan antara Gerindra dan PKS sebagai parpol pengusung Anies Baswedan.

"Kalau ini tidak jalan harus ada evaluasi. Apa figurnya yang kurang menarik, kurang dipahami, atau komunikasinya. Jadi dua hal ini yang saya ajak diskusi dengan PKS," ucapnya.

PKS tak boleh hanya berdiam tetapi harus melakukan komunikasi dengan semua unsur di DPRD DKI.

"Ya yang mestinya di depan PKS dong. Kan barang, barang dia. Masa dia duduk-duduk saja, kami yang lari-lari," kata dia.

PKS tak boleh duduk-duduk saja

Menurut Taufik, meski saat ini proses pemilihan wagub mandek lantaran rapat pimpinan gabungan (rapimgab) tak kunjung terlaksana, PKS sebagai pengusung utama tak boleh hanya menunggu.

"Ya nunggu rapimgab itu kan harus ada komunikasi. Barang ini ada di DPRD, DPRD unsurnya banyak. Ya komunikasilah dengan semua unsur itu. Kalau duduk-duduk saja, ya mana bisa," ujarnya.

Ia menuturkan Fraksi Gerindra sudah melaksanakan kewajiban dengan menyetujui cawagub dari PKS.

Selanjutnya, PKS yang harus mendorong terlaksananya pemilihan.

"Ini gini loh. Kami kan sudah tanda tangan, seharusnya dia yang lebih agresif dari kami. Masa kami yang disuruh agresif, tidak fair," tandasnya.

Jika PKS agresif mendorong DPRD DKI, pemilihan wagub bisa selesai sebelum tahun 2019.

"Target saya sebelum tahun baru selesai. Tidak fair dong kalau kami yang dituntut untuk aktif. lebih agresif, sementara PKS duduk-duduk saja," kata Taufik.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/10/25/08405931/saat-gerindra-lebih-prioritaskan-bahas-apbd-daripada-pemilihan-wagub-dki

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke