Menurut Rustam, masyarakat harus bersatu dalam meningkatkan kewaspadaan, terlebih jam-jam rawan dan ramai aktivitas warga.
"Semua pihak dan masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap orang-orang yang tidak bertangung jawab, terutama di saat-saat jam rawan. Kepedulian semua pihak dan masyarakat sangat diperlukan," ucap Rustan saat dikonfirmasi wartawan, Sabtu (16/11/2019).
Gara-gara banyak teror penyiraman cairan kimia, kata Rustam, warga menjadi resah.
Apalagi, korban yang didominasi oleh anak sekolah makin membuat khawatir bukan hanya pihak sekolah tetapi pihak keluarga juga.
"Masalah ini sudah meresahkan masyarakat," kata Rustam.
Sejauh ini, pihak Polda Metro Jakaya sudah menangkap satu tersangka pelaku penyiraman.
Hal tersebut dibenarkan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Suyudi Ario Seto.
"Iya sudah ditangkap," kata Suyudi saat dikonfirmasi, Sabtu (16/11/2019).
Tersangka penyiraman diduga melakukan penyiraman di tiga lokasi berbeda di wilayah Jakarta Barat dalam dua minggu terakhir.
Seperti diketahui, teror penyiraman air keras belakangan terjadi di wilayah Jakarta Barat.
Pertama, dua siswi SMPN 229 Jakarta Barat A dan PN diserang pelaku misterius dengan menggunakan air keras. Aksi penyiraman itu terjadi saat kedua korban pulang sekolah, Selasa (5/11/2019).
Aksi serupa juga menimpa seorang penjual sayur keliling bernama Sakinah (60). Perempuan paruh baya itu menjadi disiram air keras pelaku misterius di kawasan Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (8/11/2019) malam, tepatnya di Jalan Aries Utama, Meruya Utara, Jakarta Barat sekitar pukul 19.00 WIB.
Paling baru, penyerangan menimpa enam orang pelajar Sekolah Menengah Atas SMPN 207 Jakarta Barat.
Kejadian tersebut tepatnya terjadi di Jalan Mawar, Srenseng, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat (15/11/2019). Saat kejadian, enam orang yang menjadi korban baru saja pulang dari sekolah.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/16/13423531/warganya-diteror-cairan-kimia-wali-kota-jakbar-ajak-tingkatkan