Salin Artikel

Kebakaran Kontrakan yang Menewaskan Anak di Tangsel Sudah Dua Kali Terjadi

"Sebelumnya kebakaran juga pernah terjadi satu bulan lalu. Jadi kebakaran sudah dua kali," kata salah satu warga setempat yang juga pemerhati anak, Rida (50), saat ditemui di lokasi, Senin (18/11/2019).

Menurut Rida, kebakaran sebelumnya disebabkan api yang muncul dari rumah kontrakan yang dihuni Z dan bapaknya Suhin.

Saat itu, Z yang berkebutuhan khusus diduga memainkan kompor di kontrakan.

"Api kebakaran sebelumnya dari kompor yang dinyalakan Z karena mungkin lapar kali ya. Bapaknya kan kerja," tutur Rida.

Kebakaran yang pertama dapat ditangani warga dengan cepat.

Beberapa penghuni kontrakan lain yang berdekatan dengan tempat tinggal Z berupaya memadamkan api yang saat itu belum terlalu besar.

"Pada saat itu kontrakan Z dikunci. Untungnya warga setempat langsung memadamkannya," ucap Rida.

Menurut Rida, setelah kebakaran pertama, para tetangga ketakutan. Dua penghuni kontrakan sebelah kanan yang bertetangga dengan Z memutuskan untuk pindah.

Kemudian, kebakaran kedua kembali terjadi pada Minggu (17/11/2019) sore. Dugaannya, Z bermain korek.

"Dua kontrakan sampingnya kosong karena kejadian pertama itu. Maka, pada saat proses pemadaman kebaran kemarin itu petugas pemadam naik untuk memadamkan," katanya.

Saat kebakaran Minggu sore, Z terjebak di dalam rumah lantaran dirinya dirantai oleh bapaknya. Z tewas di lokasi.

Rida mengaku merawat Z setelah ibunya meninggal sekitar 40 hari lalu. Sementara bapaknya Z setiap hari bekerja serabutan.

Menurut Rida, Z terpaksa dirantai oleh bapaknya agar tidak kabur dan mengganggu tetangga.

"Iya (dirantai) karena anak ini hiperaktif banget. Bisa kabur ke mana-mana. Jadi kalau saya pikir enggak bisa disalahkan juga bapaknya merantai itu," kata dia.

Selama ini, kata Rida, Z memang memiliki keterbelakangan mental. Jika berkeliaran, Z dapat mengacak-ngacak warung kelontong hingga kekhawatiran terjadi kecelakaan.

Karena itulah, Z dirantai oleh bapaknya di rumah kontrakan berukuran sekitar 3 x 6 meter itu.

"Saya juga sempat mengurusnya. 24 jam saja saya urus enggak sanggup saya. Saya mau shalat, saya bawa. Jam 03.00 pagi loncat pagar," katanya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/18/16005621/kebakaran-kontrakan-yang-menewaskan-anak-di-tangsel-sudah-dua-kali

Terkini Lainnya

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Status Taruna STIP yang Aniaya Junior Bakal Dicopot

Megapolitan
Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Duka di Hari Pendidikan, Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Mahasiswanya Tewas Dianiaya Senior, Ketua STIP: Tak Ada Perpeloncoan, Murni Antar Pribadi

Megapolitan
Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Fakta-fakta Kasus Pembunuhan Mayat Dalam Koper di Cikarang

Megapolitan
Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Bagaimana jika Rumah Potong Belum Bersertifikat Halal pada Oktober 2024? Ini Kata Mendag Zulhas

Megapolitan
Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Tewasnya Mahasiswa STIP di Tangan Senior, Korban Dipukul 5 Kali di Bagian Ulu Hati hingga Terkapar

Megapolitan
Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Fenomena Suhu Panas, Pemerintah Impor 3,6 Juta Ton Beras

Megapolitan
Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Pengemudi HR-V yang Tabrak Bikun UI Patah Kaki dan Luka di Pipi

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke