Salin Artikel

Penjelasan Dishub DKI soal Dugaan Pungli Parkir di Kawasan Monas

JAKARTA, KOMPAS.com — Seorang warga mengeluhkan adanya dugaan pungutan liar (pungli) di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.

Keluhan tersebut ia unggah melalui media sosial Instagram dengan akun @warung_jurnalis.

Warga tersebut menuturkan, saat hendak keluar dari parkir, dirinya diminta untuk membayar tarif senilai Rp 5.000, padahal dalam struk parkirnya tertulis Rp 2.000.

Warga tersebut pun mempertanyakan mengapa harga tiket yang tertulis dan yang ditagih berbeda.

"Malam ini saya dan istri ke Monas menggunakan sepeda motor. Yang saya bingung saat parkir saya disuruh bayar parkir 5.000, sedangkan di struk parkir tertulis Rp 2000. Yang jadi pertanyaan saya Rp 3.000 masuk ke kas siapa?" tulis warga tersebut.

Menanggapai keluhan tersebut, Kepala Unit Pengelola (UP) Parkir Dinas Perhubungan DKI Jakarta Aji Kusambarto mengatakan bahwa kejadian itu terjadi pada Sabtu (23/11/2019) malam saat adanya perayaan Maulid Akbar.

Menurut dia, tarif parkir yang ditetapkan oleh pihak UP Parkir Dishub DKI Jakarta adalah Rp 2.000.

Namun, saat itu ada penyelenggara Maulid Akbar yang turut menjaga parkir sehingga menagih parkir dengan tarif Rp 5.000.

"Tarif (parkirnya) flat ya, jadi kami sudah tetapkan tarif Rp 2.000. Tapi pada kenyataannya di lapangan ditarik Rp 5.000. Nah itu sebetulnya ulah panitia penyelenggara," ucap Aji saat dihubungi Kompas.com, Senin (25/11/2019).

Para penyelenggara berdalih bahwa harga parkir yang melonjak Rp 3.000 itu untuk infak.

"Dia bilang itu bagian dari infak gitu. Infak yang dipungut dari massa yang hadir di sana. Jadi kalau kami tetap hitungannya karcis yang Rp 2.000. Alasannya dia menarik infak dari jamaah yang hadir," kata dia.

Ketika ditanya mengapa saat itu panitia penyelenggara yang menjaga parkir bukan petugas UP parkir, Aji menyebutkan bahwa parkir dijaga bersama pada malam itu. Namun, petugas "kecolongan" sehingga tarif parkir yang ditarik oleh panitia Rp 5.000.

"Ada dari kami didampingi panitia-panitia. Dalam arti, maksudnya tarif flat Rp 2.000, jadi setornya ke Monas tetap Rp 2.000 kali karcis yang terjual," ujarnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2019/11/25/14152011/penjelasan-dishub-dki-soal-dugaan-pungli-parkir-di-kawasan-monas

Terkini Lainnya

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Tumpahan Oli Rampung Ditangani, Lalu Lintas di Jalan Juanda Depok Kembali Lancar

Megapolitan
Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Warga Minta Pemerintah Bina Pelaku Prostitusi di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut   Investasi SDM Kunci Utama

Jakarta Disebut Jadi Kota Global, Fahira Idris Sebut Investasi SDM Kunci Utama

Megapolitan
Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Kilas Balik Benyamin-Pilar di Pilkada Tangsel, Pernah Lawan Keponakan Prabowo dan Anak Wapres, Kini Potensi Hadapi Kotak Kosong

Megapolitan
Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Jejak Kekerasan di STIP dalam Kurun Waktu 16 Tahun, Luka Lama yang Tak Kunjung Sembuh...

Megapolitan
Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg Tanah Abang, Pria Ini Beraksi Lebih dari Sekali

Megapolitan
Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Cerita Pelayan Warteg di Tanah Abang Sering Dihampiri Pembeli yang Bayar Sesukanya

Megapolitan
Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Cegah Praktik Prostitusi, Satpol PP DKI Dirikan Tiga Posko di RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Oli Tumpah Bikin Jalan Juanda Depok Macet Pagi Ini

Megapolitan
RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi, Komisi D DPRD DKI: Petugas Tak Boleh Kalah oleh Preman

Megapolitan
DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

DPRD DKI Minta Warga Ikut Bantu Jaga RTH Tubagus Angke

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Kepulauan Seribu, Kaki dalam Kondisi Hancur

Megapolitan
Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Mayat Laki-laki Mengapung di Perairan Laut Pulau Kotok Kepulauan Seribu

Megapolitan
Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Tak Lagi Marah-marah, Rosmini Tampak Tenang Saat Ditemui Adiknya di RSJ

Megapolitan
Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Motor Tabrak Pejalan Kaki di Kelapa Gading, Penabrak dan Korban Sama-sama Luka

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke