Itu yang menjadikan awal nama pasar yang berada di jantung Ibu Kota menjadi Vinckepasser, yang kemudian berubah menjadi Pasar Senen.
Penamaan Pasar Senen tak luput dari aktivitasnya yang dulu hanya dibuka pada hari Senin. Karena ada minat besar masyarakat, akhirnya pasar itu dibuka pada hari-hari lain.
Aktivitas perdagangan itu pun berlangsung hingga saat ini. Namun seiring berkembang, para pedagang Pasar Senen harus bersaing dengan pertumbuhan mall di Jakarta dengan berbagai cara.
Tak lagi berjualan pada tempatnya, seakan menjadi cara mereka untuk menjemput bola. Sehingga sejumlah pedagang kaki lima (PKL) banyak berjualan di kawasan bahu Jalan Raya Senen, Jakarta Pusat.
Sudah ada sejak Ali Sadikin
Ternyata para PKL dan pedagang sayur yang menbandel di Pasar Senen seakan sudah membudaya.
Sejak era Gubernur DKI Jakarta Ali Sadikin, tepatnya tahun 1957, sejumlah PKL juga berdagang luar pasar juga sudah terjadi.
Bahkan, Ali sempat meninjau langsung ke Pasar Senen.
Agar tak diketahui, Ali yang datang secara mendadak memberhentikan mobil tepat di belakang proyek Senen, di mana saat itu sedang dilakukan pembangunan.
Kedatangan Ali pun mengagetkan kepala pasar yang langsung menjemput ke pintu mobil.
Ali semula yang ingin melihat proyek pembangunan menyempatkan diri melihat pedagang sayur yang berjualan di luar Pasar Senen.
"Apakah sebabnya para penjual sayur mayur pikulan ini tidak diletakan ditempatnya yang telah disediakan?" tanya Ali kepada Kepala Pasar seperti dikutip Harian Kompas edisi 2 November 1957 di artikel "Dialog Dengan Gubernur di Projek Senen".
Saat itulah para pedagang sayur yang berdagang di bahu jalan langsung ditertibkan oleh polisi yang diperintahkan.
"Bongkar seluruh bangunan liar itu, dari pada nanti Polisi dikira melindungi," kata Ali.
Masih berlangsung
Sampai saat ini, para PKL yang menjajakan dagangannya di bahu jalan kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat masih berlangsung.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan pun menanggapi perihal adanya para PKL yang berdagang di trotar jalan.
Menurut Anies, dibolehkannya PKL berjualan di trotoar berpijak pada prinsip kesetaraan bagi warga Ibu Kota.
Namun, Anies merespons pihak yang kontra dengan kebijakan memperbolehkan PKL berjualan di trotoar.
“Kita lihat satu adalah kita ingin Jakarta dibangun dengan prinsip keadilan, kesetaraan. Kesetaraan kesempatan dalam semua aspek, lalu yang kedua ada ketentuan hukumnya jadi kita akan bekerja mengikuti ketentuan hukum yang ada,” ujar Anies di Pantai Ancol, Jakarta Utara, Sabtu (14/9/2019).
“Jangan sampai kita diskriminatif pada mereka yang masih lemah, sudah terlalu banyak kebijakan kita itu yang diskriminatif pada yang lemah dan justru fungsinya pemerintah itu adalah memberikan kesempatan yang kecil untuk jadi yang lebih besar,” lanjutnya.
Pemprov DKI akan menentukan titik-titik PKL boleh berjualan di trotoar.
Akan direlokasi
Para PKL yang menjajakan dagangannya di bahu jalan kawasan Pasar Senen, Jakarta Pusat, akan direlokasi.
Rencananya mereka akan direlokasi ke Pasar Kenari dan Pasar Baru Metro Atom.
Namun, sampai saat ini hanya ada lima dari total 104 PKL yang baru mendaftar untuk direlokasi ke Pasar Baru Metro Atom tersebut.
"Baru ada lima pedagang yang daftar dan penerima pendaftaran dari UMKM (usaha mikro kecil menengah),” ujar Lurah Senen, Sauri.
Menurut Sauri, sedikitnya para PKL yang mendaftar karena masih ada beberapa yang masih bersikeras untuk tidak dipindah.
Spanduk sosialisasi pun telah disiapkan oleh Pemkot Jakpus agar pelanggan mengetahui adanya relokasi itu.
“Iya tunggu perkembangan saja,” kata Sauri.
Padahal, PKL Senen ke Pasar Baru tidak akan membuat rugi para pedagang.
“Banyak yang dulu korban kebakaran di Pasar Baru apalagi sudah ada asosiasinya di sana. Tujuan sasaran pelangggan pun sudah sesuai segmen, jangan khawatir pindah,” kata Sauri.
Sauri pun berharap para PKL segera menempati Pasar Baru Metro Atom, tempat relokasi yang telah disiapkan Pemkot Jakpus.
Adapun sejumlah PKL Senen memakai badan jalan hingga mengakibatkan arus lalu lintas mengarah Jalan Kramat menjadi padat dan macet.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/11/20072111/sejarah-pasar-senen-bekas-tempat-tuan-tanah-belanda-hingga-pkl-era-ali