JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk menekan jumlah kasus kebakaran di Tambora, Pemadam Kebakaran Sektor Tambora melakukan pemeriksaan rutin.
Staf Pemadaman Kebakaran Sektor Tambora Ari Wijaya (29) mengatakan, pemeriksaan dilakukan untuk mengecek kondisi penataan listrik dan kompor gas serta mengantisipasi terjadinya kebakaran.
Pasalnya korsleting listrik kerap terjadi di Tambora. Salah satu penyebabnya adalah pemasangan listrik secara ilegal.
“Kami mengadakan program Gerikgastrik, 'Gerakan Periksa Kompor Gas dan Kompor Listrik' yang rutin dilakukan seminggu sekali. Yang meriksa adalah petugas pemadam sektor Tambora,” ujar Ari.
Program ini dilakukan setiap minggunya pada pukul 9 pagi sampai 12 siang.
Ari menjelaskan, Gerikgastrik juga melibatkan warga dengan memberikan penyuluhan dan wawasan mengenai pemeriksaan gas dan listrik.
“Petugas biasanya akan mengecek kondisi listrik dan pemeriksaan gas ke rumah-rumah,” ungkap Ari.
Selain pemeriksaan, Petugas Damkar ini juga akan memberikan penyuluhan dan wawasan seperti ciri-ciri kabel listrik yang sudah rusak dan posisi kabel tabung gas yang benar.
Penyuluhan ini bersifat door-to-door, yaitu para petugas akan mendatangi rumah-rumah warga. Nantinya, petugas damkar Tambora akan mencatat kondisi listrik dan kompor gas di rumah masing-masing.
“Disamping pemeriksaan, kami juga mengimbau masyarakat untuk hati-hati. Misalnya, kabel yang sudah hitam itu tandanya rawan kebakaran dan menimbulkan percikan api,” ujar Ari
Melalui program ini, ada 30 rumah di Kecamatan Tambora yang akan diperiksa oleh petugas Damkar Tambora setiap minggunya.
“Pemeriksaan dilakukan secara berkala. Misal, minggu ini di RW 09, nanti minggu depan di RW 07. Sesuai sama jadwalnya,” tambahnya.
Selain Gerisgrastik, ada juga program Operasi Penataan Listrik (Opal) bekerja sama dengan PLN dan Kecamatan Tambora.
Sama seperti Gerisgrastik, Opal juga memberikan penyuluhan mengenai bagaimana penataan listrik yang benar oleh pihak PLN.
Hanya saja, program Opal langsung ada tindakan dari pihak terkait apabila terdapat penataan listrik tidak benar yang dapat berpotensi percikan listrik dan berpotensi kebakaran.
“Tiga bulan terakhir ini, Gerisgrastik bekerja sama dengan Opal. Nantinya, penyuluhan dan pemeriksaan dapat dilakukan sekaligus di banyak tempat,” ujar Ari.
Tak hanya penyuluhan dan pemeriksaan ke rumah-rumah warga, Damkar Tambora juga melakukan penyuluhan pada HBKB (Hari Bebas Kendaraan Bermobil) atau car free day di Gajah Mada.
“Kami stay di sana dan buka stand lalu memamerkan alat-alat yang digunakan oleh pemadam kebakaran guna memberikan pengetahuan umum terhadap masyarakat,” tambahnya.
Selain memamerkan alat-alat damkar, Damkar Tambora juga melakukan simulasi kebakaran yang bertujuan untuk memberikan wawasan kepada masyarakat bagaimana cara menangani kebakaran.
“Misalnya kebakaran di tabung gas, lalu bagaimana cara menanganinya. Pas simulasi, kita nanti bawa alat peraga berupa tabung gas dan papan instalansi listrik,” ujar Ari.
Lewat stan inilah, para warga yang kebetulan yang melihat simulasi kebakaran, dapat bertanya kepada petugas Damkar Tambora mengenai cara menangani kebakaran dan upaya mencegah kebakaran.
Uniknya, dalam memberikan edukasi mengenai pencegahan kebakaran, Damkar Tambora menggunakan flying fox untuk mengenalkan kepada anak-anak bahwa pemadam kebakaran itu multifungsi, tak berpaku memadamkan kebakaran saja.
Ari berharap, lewat program ini, diharapkan masyarakat memiliki pengetahuan terhadap bahaya dan cara pencegahan kebakaran di Tambora.
https://megapolitan.kompas.com/read/2019/12/19/16012641/damkar-tambora-tekan-angka-kebakaran-dengan-gerikgastrik