Salin Artikel

SMAN 8 Terendam 2 Meter, Kepala Sekolah: Banjir Tertinggi sejak Dibangun 1958

Kepala Sekolah SMA Negeri 8 Rita Hastuti mengatakan, banjir di kawasan sekolah setinggi dua meter itu disebut sejarah banjir paling parah di SMAN 8 sejak sekolah ini dibangun pada tahun 1985.

"Tahun 1958 dibangun sekolahnya. Ini yang tertinggi banjirnya. Biasanya kalau banjir palingan sebetis, sepaha, semata kaki. Kalau sekarang kan dua meter ya," ujar Rita saat ditemui di SMAN 8, Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (8/1/2020).

Rita mengatakan, terakhir SMAN 8 banjir tinggi pada tahun 2012 sekitar 1,5 meter. Sebab, kala itu hujan deras berulang kali.

"Ini titik air paling tinggi, waktu banjir tahun 2012 itu kami sampai ngungsi di Pusdiklat Pemprov DKI di Kuningan hampir sebulan," cerita Rita.

Rita menceritakan, lokasi SMAN 8 yang hanya berjarak 11 meter dari Kali Ciliwung menyebabkan sekolah ini kerap banjir.

Bahkan, sekolah ini posisinya dikelilingi Kali Ciliwung yang menyebabkan air susah surut.

"Apalagi dulu belum ditanggul. Pola air beda. Dulu air dari atas ke Kali Ciliwung langsung tumpah dan kami seperti di mangkuknya," kata Rita.

Tanggul dibangun

Namun, semenjak dibangun tanggul Kali Ciliwung tiga tahun lalu, yakni tahun 2016, SMAN 8 tidak lagi kebanjiran.

Sebab, ketika air hujan deras bahkan Katulampa sudah siaga 1, air di Kali Ciliwung relatif diam hanya di tanggul itu.

Berbeda dengan banjir pada tanggal 1 Januari 2020, Rita mengatakan, saat itu Jakarta mengalami hujan ekstrem.

Sehingga, posisi air melewati tanggul Kali Ciliwung dan tumpah mengenai sekolah SMAN 8.

"Air melewati tanggul. Kondisi Jakarta hujan ekstrem, banjir rob. Lalu ada informasi Katulampa dan Depok siaga 1. Sudah itu patokan kami mengetahui banjir. Padahal, biasanya kalau Katulampa siaga satu di sini tidak hujan, banjir tidak terjadi. Kemarin lengkap," ucapnya.

Rita mengatakan, pihak sekolah selalu melakukan antisipasi banjir khusus pada bulan Januari. Sebab, bulan Februari hingga Maret rawan hujan dan berpotensi banjir mengenai sekolahmya.

Pertama, ruangan belajar hanya di lantai pertama sehingga alat-alat elektronik diamankan di lantai kedua.

"Kami juga menggunakan LCD portabel yang mudah dibawa-bawa, komputer semua di lantai atas," ucap Rita.

Rita juga terus mengingatkan murid-murid tidak meletakkan barang di kelas khawatir hanyut saat banjir.

"Kami ingatkan agar tidak meninggalkan barang di kelas. Banjir datang kapan saja," paparnya.

Kemudian, pihak sekolah juga mengompres materi semester dua ke semester satu agar murid-murid tidak ketinggalan materi.

"Pakai e-learning kalau siswa terdampak belajar di rumah. Tempat alternatif belajar kalau sekolah tidak bisa digunakan juga kami siapkan, biasanya Pusdiklat Kuningan sekarang insya Allah di UI Salemba," tuturnya.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/14301301/sman-8-terendam-2-meter-kepala-sekolah-banjir-tertinggi-sejak-dibangun

Terkini Lainnya

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke