Kepala Yayasan Nurul Yaqin, Hamid mengatakan, banjir yang menggenang sejak 1 Januari 2020, terpaksa membuat murid tidak bersekolah.
"Kalau di sini tingkat MI sekitar 450 orang sampai 500 orang sama RA itu setara seperti TK," kata Hamidi saat ditemui di kawasan Semanan, Rabu (8/1/2020).
Hamid mengaku kerap ditanya banyak hal oleh orangtua murid. Sebab, rumah tinggal kebanyakan siswa tidak jauh dari gedung sekolah.
Pertanyaan para orangtua diantaranya kapan aktivitas sekolah dimulai dan bagaimana buku pelajaran yang terendam.
"Tadi kita kerja bakti sama guru-guru, kan murid juga banyak tinggal di sini di sekitar Daan Mogot. Mereka orangtuanya pada nanya, 'Pak, gimana kapan masuk? Buku-buku basah gimana?' Ya, saya jawab jangan tanyakan buku pada saya, saya juga bingung ini," kata Hamid.
Sesuai jadwal, kegiatan belajar mengajar di sekolah Nurul Yaqin dimulai sedianya dimulai pada Senin (6/1/2020).
Namun, karena gedung sekolah masih tergenang, maka kegiatan belajar mengajar ditiadakan.
Banjir yang menerjang sekolah Nurul Yaqin sempat mencapai ketinggian 2,5 meter.
Hamid berencana mengaktifkan kembali kegiatan belajar mengajar pada 13 Januari 2020.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/19362651/ditanya-orangtua-murid-soal-buku-yang-terendam-banjir-ketua-yayasan