JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta Juaini Yusuf mengatakan, banjir di Semanan, Jakarta Barat, baru surut dalam waktu sepekan karena wilayah tersebut merupakan wilayah cekungan.
Air banjir tidak bisa langsung mengalir ke kali karena permukiman warga lebih rendah dibandingkan permukaan kali.
"Semanan itu daerahnya kayak mangkuk, itu kan bekas rawa-rawa di situ," ujar Juaini saat dihubungi, Rabu (8/1/2020).
Karena itu, langkah yang harus dilakukan untuk menyurutkan banjir, yakni memompa air untuk dialirkan ke kali.
Namun, pemompaan air juga harus menunggu debit air kali di dekat sana menurun.
"Kalau kalinya penuh kayak awal-awal, kami sedot, balik lagi, balik lagi (meluap lagi ke permukiman), karena airnya penuh. Kalinya sudah surut, kemarin kami paksakan sedot, kirim pompa sebanyak-banyaknya ke situ supaya cepat (surut)," kata dia.
Kondisi wilayah yang cekung juga menyebabkan pompa mobile sulit masuk ke area banjir.
Dinas SDA harus mencari wilayah alternatif yang tidak banjir untuk akses masuk pompa mobile.
"Akhirnya kami dari Puri Pesakih, itu yang kira-kira agak lowong, pompa mobile masuk, kami taruh di situ, kami keroyok. Kemarin hampir 24 pompa mobile kami taruh di segala penjuru untuk narik (sedot air) di situ," ucap Juaini.
Semanan merupakan wilayah yang paling lama direndam banjir. Semanan direndam banjir sejak Rabu (1/1/2020) dan baru surut seluruhnya pada Rabu pagi tadi.
Banjir disebabkan curah hujan tinggi dan cuaca ekstrem. Ada pula banjir kiriman dari hulu.
Selain Semanan, sejumlah wilayah di Jakarta juga terendam banjir dan surut secara berangsur.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/01/08/20434511/wilayah-cekungan-alasan-banjir-di-semanan-baru-surut-dalam-sepekan