Imbasnya, jalan yang hanya diberupa tanah merah tersebut mengalami kerusakan.
Rendi (34), seorang warga RW 02 Kelurahan Cipinang Besar Utara, mengatakan akses jalan tersebut tak hanya dipergunakan bagi peziarah, melainkan juga masyarakat sekitar.
"Warga kalau mau ke Jalan DI Panjaitan lewatnya sini sejak pembangunan Tol Becakayu. Jadi sulit keluar masuk karena jalannya rusak," ungkap Rendi di lokasi, Minggu (2/2/2020).
Musim penghujan yang datang bulan ini pun menyebabkan jalanan becek.
Kendaraan roda dua dan empat yang melintasi jalan itu mengotori jalan-jalan lain lantaran ban kendaraan membawa material tanah.
Terkadang, para pengendara roda dua jatuh akibat tergelincir saat melintasi permukaan jalan yang licin.
"Kalau hujan itu sering ada motor jatuh karena jalannya berlubang dan licin. Sudah puluhan tahun seperti ini, tapi paling kerasa dampaknya sekarang," ujar Rendi.
Rendi menambahkan terdapat beberapa jalan yang dilakukan pengaspalan sekitar dua tahun lalu.
Namun demikian, pengaspalan dilakukan secara tak menyeluruh.
Masih banyak ruas jalan yang kini belum diaspal'.
"Panjang jalan yang rusak sekarang 100 meter. Sudah dilaporkan ke pihak Kelurahan, tapi katanya perbaikan tanggung jawab pengelola TPU," tuturnya.
Peziarah juga menuturkan hal yang sama.
Hendrik (41) yang salah seorang anggota keluarganya dikebumikan di TPU Prumpung mengeluhkan rusaknya akses jalan.
"Namanya orang melayat kan bawa keluarga, bawa anak-anak kecil. Ini membahayakan, apalagi becek karena tanah merah kuburan. Harusnya cepat diperbaki," keluh Hendrik.
Rusaknya jalan menyebabkan kesan kumuh melekat pada TPU Prumpung.
Apalagi, terdapat beberapa bangunan liar yang berdiri di dalam lokasi TPU.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Puluhan Tahun Tak Diaspal, Jalan TPU Prumpung Rusak Parah .
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/03/18453941/puluhan-tahun-tak-diaspal-akses-jalan-di-tpu-prumpung-rusak-parah