Salin Artikel

Mahoni Ditebang untuk Revitalisasi Monas, Diganti Pule dan Trembesi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebanyak 191 pohon di sisi selatan kawasan Monas, Jakarta Pusat, ditebang untuk proyek revitalisasi area tersebut.

Kepala Seksi Informasi UPT Monas Irfal Guci mengatakan ada beberapa jenis pohon yang ditebang, mulai dari pohon buah-buahan, bunga, sampai pohon mahoni.

"Ada sawo kecil, mahoni, glodokan tiang, bunga kupu-kupu, trembesi, flamboyan, pagoda, jacaranda, palem, belimbing, kenari, jambu, alpukat, durian, kecapi, cempaka, ceremai, dukuh, sukun, dll," ujar Irfal saat dihubungi, Kamis (6/2/2020).

Pemprov DKI Jakarta mengganti 191 pohon yang ditebang sebanyak tiga kali lipat, sesuai ketentuan surat keputusan kepala Dinas Pertamanan. Namun, jenis pohon penggantinya tidak diatur dalam surat keputusan itu.

Kepala Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan DKI Jakarta Heru Hermawanto berujar, pohon-pohon pengganti sudah mulai ditanam di kawasan Monas sejak Jumat pekan lalu.

Ada pohon yang ditanam di dalam area revitalisasi, ada juga yang ditanam di sisi Monas yang lainnya.

Pohon yang ditanam di dalam area revitalisasi adalah pohon pulai atau pule dan pohon damar.

Dua jenis pohon itu akan ditempatkan di kanan dan kiri sisi selatan Monas yang direvitalisasi.

"Di rancangan desain kan ada, memang disebut pule," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, kemarin.

Selain itu, Pemprov DKI juga menanam pohon trembesi dan beberapa jenis pohon pelindung yang lainnya. Trembesi adalah pohon yang paling banyak ditanam sebagai pengganti pohon yang ditebang.

"Pohon pengganti itu kami sebarkan di semua Monas. Yang paling banyak kami tanam itu trembesi karena yang terpotong kemarin kan sebagian besar trembesi," ucap Heru.

Revitalisasi sisi selatan kawasan Monas menuai kritik karena adanya penebangan sejumlah pohon demi proyek tersebut.

Revitalisasi itu semakin menjadi polemik karena dikerjakan tanpa mengantongi izin Komisi Pengarah Pembangunan Kawasan Medan Merdeka.

Padahal, pembangunan di kawasan Monas harus mendapatkan izin Komisi Pengarah. Hal ini sesuai dengan ketentuan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

Pemprov DKI Jakarta akhirnya mengajukan surat permohonan izin kepada Komisi Pengarah. Komisi Pengarah menggelar rapat untuk membahas proyek itu pada Selasa (5/2/2020).

Hasilnya, Komisi Pengarah meminta Pemprov DKI menyiapkan rencana revitalisasi dalam bentuk gambar yang sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1995 tentang Pembangunan Kawasan Medan Merdeka di Wilayah DKI Jakarta.

Pemprov DKI telah menyerahkan gambar tersebut, kemarin.

Revitalisasi Monas akan dilanjutkan setelah Komisi Pengarah menyetujui rencana proyek tersebut.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/07/05301401/mahoni-ditebang-untuk-revitalisasi-monas-diganti-pule-dan-trembesi

Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke