"Waktu Wuhan 'lockdown' (terisolasi), kami sebenarnya was-was. Meski jasmani sehat, tapi rohani kami ingin segera balik ke Tanah Air," katanya usai tiba di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Sabtu (15/2/2020), seperti dikutip Antara,
Mahasiswa semester 1 jurusan Sastra Mandarin di Wuhan University itu sempat terisolasi di asrama (dormitory) di Kota Wuhan selama dua pekan sejak pertengahan Januari 2020.
Otoritas setempat membatasi interaksi penghuni asrama dengan warga Wuhan.
"Yang tidak boleh, kami keluar sangat jauh dari 'dormitory', kecuali untuk beli makanan dan keperluan sehari-hari, itu pun maksimal jaraknya 500 meter," katanya.
Warga Parung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu juga mengalami krisis makanan selama berada di asrama.
"Kalau makanan kita menjauhi makan di restoran, kami lebih disarankan untuk membeli bahan mentah dan memasak sendiri. Walaupun saat itu sedang krisis makanan," katanya.
Putra kedua dari pasangan Cik Anang dan Aprilya itu diwajibkan mengenakan masker jenis N95 selama 24 jam yang difasilitasi oleh pemerintah Wuhan.
"Enggak betah juga karena setiap hari, kami selalu harus mengenakan masker. Setiap mandi ganti dan selama di Wuhan kami selalu dibekali masker satu boks," katanya.
Yusuf menyampaikan terima kasih kepada pemerintah Wuhan dan Indonesia yang telah optimal dalam memberikan perhatian terhadap antisipasi wabah Corona.
"Terima kasih juga buat pemerintah atas partisipasinya kepada siswa-siswi yang ada di Wuhan. Juga pemerintah Wuhan yang sudah sangat proaktif menangani wabah Corona ini," katanya.
Yusuf juga mengaku ingin kembali ke Wuhan jika keadaan di sana sudah pulih.
Untuk itu, dia berharap Pemerintah China dapat segera menanggulangi wabah Corona yang menjangkit Wuhan.
"Saya ingin berpesan. 'Chayo Chukuo, Chayo' Wuhan (Semangat China, semangat Wuhan)," kata Yusuf dengan semangat.
Apriliya datang menjemput Yusuf bersama suaminya Muhammad Cik Anang dan sang kakak Muhammad Cik Dan.
Yusuf merupakan salah satu WNI yang terisolasi di Wuhan dan akhirnya bisa dibawa pulang ke Indonesia pada 2 Februari 2020, dengan pesawat Boeing dan Hercules.
Namun, ia dan WNI lain harus menjalani karantina terlebih dahulu untuk diobservasi di Natuna selama 14 hari.
Setelah menjalani 14 hari karantina, 285 WNI yang diobservasi di Natuna, akhirnya dipulangkan pada hari ini.
Kesemua WNI peserta observasi tersebut diberangkatkan dari Natuna dengan menggunakan dua pesawat Boeing dan satu pesawat Hercules milik TNI AU menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta.
Mereka kemudian meneruskan perjalanan ke rumahnya masing-masing.
Semua WNI yang pulang dari Natuna, kemudian akan didampingi petugas kesehatan di daerahnya masing-masing.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/15/23150051/cerita-yusuf-bertahan-saat-terisolasi-dua-pekan-di-wuhan-china