Kepala Biro Hukum, Humas, dan Kerjasama Batan, Heru Umbara mengatakan, pemotongan pohon tersebut akan dilakukan setelah proses pembersihan radiasi radioaktif di lahan kosong itu selesai.
"Setelah melakukan pembersihan kami akan melakukan mungkin kami akan melakukan penebangan pohon," kata Heru di lokasi, Selasa (18/2/2020).
Menurut dia, pemotongan akan diprioritaskan pada pohon buah di sekitar titik radiasi. Buah dari pohon-pohon itu pernah dikonsumsi masyarakat sekitar.
Pemotongan dilakukan untuk mencegah paparan radiasi radioaktif dialami masyarakat sekitar jika konsumsi buah dari pohon tersebut.
"Ada pohon nangka, jeruk, mangga, dan pete. Itu mungkin kandungannya kecil tapi untuk keselamatan," ucapnya.
Setelah pohon-pohon itu ditebang, Batan akan mengganti pohon yang ditebang dengan jenis tanaman lainnya dan akan membuat taman.
"Kami lihat, mungkin pohon (yang ditebang) dekat-dekat (titik radioaktif) sini saja. Artinya begini, kami akan informasikan dengan warga di sini pohon kami akan potong, kami ganti, bahkan mungkin tamannya dibaguskan," ujar dia.
Temuan radiasi nuklir itu bermula pada saat Bapeten mencoba alat pendeteksi radiasi yang baru dibeli. Uji coba meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong, pada 30 dan 31 Januari 2020.
Saat alat itu di bawa ke kompleks Perumahan Batan Indah, muncul indikasi adanya radiasi di lokasi itu.
Di kawasan Serpong memang ada reaktor nuklir skala kecil. Anehnya, di sekitar reaktor itu tidak ada indikasi radiasi. Indikasi radiasi justru muncul di perumahan warga yang letaknya tiga kilometer dari rekator.
Bapenten akhirnya menemuka benda-benda yang pernah berhubungan dengan produk nulir terkubur di sebuah tanah kosong di sela-sela rumah penduduk di Perumahan Batan Indah itu.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/18/16583591/batan-akan-tebang-pohon-buah-di-titik-radiasi-nuklir-di-serpong
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.