JAKARTA, KOMPAS.com - Kapolres Metro Jakarta Pusat Kombes Heru Novianto mengklaim masih banyak geng motor yang berkeliaran di Jakarta Pusat.
"(Geng motor) ini banyak ya, tapi yang telah melakukan kejahatan seperti ini (pembunuhan dan pengeroyokan) belum kami pastikan," kata Heru di kantornya, Selasa (18/2/2020).
Heru mengatakan, biasanya anggota geng motor akan bentrok setiap akhir pekan atau sehari sebelum tanggal merah.
Bentrokan tersebut untuk menunjukkan eksistensi masing-masing geng motor di wilayah mereka.
"Mereka memang menunjukkan anarkis-nya mereka. Dengan begitu,mereka beranggapan bahwa bisa merekrut orang atau kelompok geng semakin besar," tutur Heru.
Biasanya, kelompok-kelompok itu tidak menetapkan satu lokasi sebagai tempat tawuran. Mereka akan berkeliling ke berbagai lokasi untuk mencari geng lainnya.
Demi mengantisipasi terjadinya tawuran-tawuran tersebut, Heru mengatakan polisi sudah sering melakukan patroli.
Namun, terkadang para tersangka kucing-kucingan dengan petugas dengan menunggu polisi selesai patroli.
Heru kemudian mengancam bahwa petugas tidak akan segan-segan menembak anggota geng motor yang membahayakan.
"Kalau itu membahayakan orang lain, bisa saja kami tindak tegas, tapi untuk melakukan tindak tegas apabila dia membahayakan petugas dan orang lain," tutur Heru.
Sebelumnya, Polres Metro Jakarta Pusat menangkap tujuh orang yang terlibat dalam tawuran di Cempaka Putih pada hari Sabtu (15/2/2020) dan Minggu (16/2/2020).
Tujuh orang yang diamankan tersebut berasal dari dua geng motor yang berbeda yakni geng Mlehoy dan geng Murdai.
Total ada satu orang tewas dan dua orang luka-luka akibat kelakuan berbagai anggota geng motor yang beredar di Jakarta Pusat tersebut.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/02/18/17360131/masih-banyak-geng-motor-cari-eksistensi-dengan-tawuran-di-jakarta-pusat