Salin Artikel

[POPULER JABODETABEK] 4 Dokter dan Profesor Wafat karena Covid-19 | Ancaman Pidana Acara Kumpul-kumpul

Perkembangan terkini, semakin banyak tenaga medis yang bertumbangan, turut terinfeksi Covid-19. Tak hanya itu, beberapa di antaranya bahkan gugur saat menunaikan tugasnya menolong pasien poistif corona.

Di Jakarta, setidaknya ada 42 orang tenaga medis yang menjadi korban virus ini. Satu di antaranya bahkan seorang profesor.

Kabar terbaru, profesor itu adalah Guru Besar Epidemiologi FKM UI Bambang Sutrisna. Namun, pihak fakultas masih menunggu hasil laboratorium terhadap pemeriksaan Bambang.

Di sisi lain, masih di Jakarta dan sekitarnya, masih ditemukan banyak sekali warga yang belum taat terhadap anjuran social distancing dan tetap berada di rumah untuk menekan laju persebaran virus ini.

Polisi pun mengancam akan memidana orang-orang yang terlihat berkumpul.

Jika Anda terlewat berita-berita penting kemarin, berikut kami sarikan empat berita terpopuler di Megapolitan Kompas.com:

1. Dokter hingga Profesor meninggal dunia karena Covid-19

Empat pasien terkait covid-19 yang terdiri tenaga profesional kesehatan dan akademisi meninggal dunia di RSUP Persahabatan, Jakarta.

Direktur Utama RSUP Persahabatan Rita Rogayah mengatakan, keempat pasien itu, yakni tiga pasien merupakan dokter dan satu pasien lainnya seorang profesor.

"Pasien yang meninggal dari tanggal 21 hingga 23 Maret berjumlah empat pasien, tiga pasien dokter, satu pasien profesor," kata Rita di RSUP Persahabatan, Senin (23/3/2020).

Kendati demikian, Rita tidak menjelaskan secara detail status keempat pasien tersebut apakah positif covid-19 atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

"(Keempat pasien) Usia 34 tahun, 67 tahun, 79 tahun, dan 70 tahun," ujar Rita.

Dia menambahkan, tiga orang dari empat pasien itu juga menderita penyakit komorbid.

Adapun hingga Senin ini, terdapat 579 pasien positif covid-19 di Indonesia. Sebanyak 30 orang dinyatakan sembuh dan 49 orang meninggal dunia.

Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) sebelumnya mengumumkan, enam dokter yang bertugas menangani wabah virus corona ( Covid-19) di Indonesia meninggal dunia.

Lima orang dokter di antaranya diduga meninggal dunia akibat terjangkit virus corona.

Sementara itu, Pemprov DKI Jakarta mengumumkan ada 42 tenaga medis yang terjangkit virus corona.

Baca selengkapnya di sini.

2. Pulang dari Malaysia, warga BSD diduga terinfeksi corona dan meninggal dunia

Seorang pria yang diduga terinfeksi virus corona meninggal dunia di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Serpong, Tangerang, Minggu (22/3/2020).

Direktur PR Korporat Eka Hospital Dr. James Carlos menjelaskan pria itu terpapar virus corona setelah pulang dari Malaysia.

Pria tersebut datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) Eka Hospital pada Minggu sekitar pukul 04.00.

"Dia datang dalam kondisi batuk, demam, sesak nafas, dengan riwayat perjalanan ke Malaysia kira-kira satu minggu sebelum masuk rumah sakit," kata James dalam keterangan tertulis, Senin (23/3/2020).

Dokter pun langsung memberikan perawatan kepada pasien itu dengan disertai pemeriksaan untuk mendeteksi virus Corona.

"Dilakukan pemeriksaan oleh dokter spesialis paru dan serangkaian pemeriksaan penunjang lainnya dengan kecurigaan mengarah pada infeksi virus Corona," ungkap James.

James mengungkapkan, kondisi pasien memburuk pada Minggu siang hingga sore. Pasien dinyatakan meninggal dunia pada Minggu pukul 17.44.

Baca selengkapnya di sini.

Profesor Bambang dikabarkan tutup usia di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Persahabatan, Jakarta Timur, setelah sebelumnya berstatus pasien dalam pengawasan (PDP).

"Benar. Kami sedang berduka cita atas berpulangnya beliau," ujar Kepala Biro Humas dan Keterbukaan Informasi Publik (KIP) UI Amelita Lusia kepada Kompas.com, Senin siang.

Akan tetapi, manajemen UI belum bisa mengonfirmasi bahwa Bambang wafat karena positif Covid-19.

Hasil uji laboratorium tentang kemungkinan ia terinfeksi virus SARS-CoV-2 penyebab Covid-19 belum diumumkan.

"Sampai saat ini kami sedang mencari informasi dari sumber yang pasti tentang penyebab meninggalnya beliau, guna menghindari hoaks," ujar Amelita.

Baca selengkapnya di sini.

4. Ancaman pidana untuk acara kumpul-kumpul

Kapolda Metro Jaya Irjen Nana Sudjana mengatakan, orang-orang yang memaksa berkumpul di tengah wabah Covid-19 bisa saja dikenai sanksi pidana.

Nana menyampaikan hal itu setelah bertemu dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Pangdam Jaya Mayjen TNI Eko Margiyono di Balai Kota DKI Jakarta, Senin (23/3/2020).

"Kami mintai keterangan sesuai dengan kapasitasnya. Ya, bisa dalam bentuk nanti teguran, kalau memang arahnya ke pidana, ya kami angkat ke situ," ujar Nana di Balai Kota DKI Jakarta dalam rekaman yang dibagikan Pemprov DKI.

Sementara itu, Anies meminta semua warga untuk menghindari kegiatan pengumpulan massa selama masa pandemi Covid-19 belum mereda.

Kegiatan-kegiatan seperti itu harus dihentikan untuk sementara waktu. Sebab, pengumpulan massa berpotensi menyebarkan virus corona tipe 2 ( SARS-CoV-2) yang menyebabkan Covid-19.

"Penyelenggara (akan) ditegur dan kami akan menindak tegas. Jadi akan dibubarkan dan mereka-mereka yang memaksa, nanti akan ada dimintai keterangan, akan ada potensi sanksi, karena ini risikonya terlalu besar," kata Anies dalam kesempatan yang sama.

Baca selengkapnya di sini.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/24/07423911/populer-jabodetabek-4-dokter-dan-profesor-wafat-karena-covid-19-ancaman

Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke