"Persediaan atau stok APD di rumah sakit dan puskesmas saat ini sangat terbatas, karena APD sangat langka di pasaran sehingga kami kesulitan dalam pengadaan barang," tutur Idris melalui keterangan persnya, Jumat (27/3/2020) sore.
Saat ini, beberapa tenaga medis di puskesmas dilaporkan mengenakan APD seadanya dengan cara memodifikasi jas hujan.
Idris mengaku, Depok tak menerima bantuan kiriman APD dari Pemprov Jawa Barat hingga hari ini.
"Sedangkan, dari pemerintah pusat, (APD) diberikan sangat terbatas bersamaan dengan alat rapid test (uji cepat Covid-19)," kata dia.
Idris enggan membeberkan jumlah stok APD yang tersedia hari ini dan prediksi sampai kapan persediaan itu bisa bertahan.
Ia berjanji, jajarannya terus berupaya mencari pengadaan APD untuk tenaga-tenaga medis.
"Kami terus berupaya mengakses ke banyak distributor untuk penyediaan APD ini," tutup dia.
Sebagai informasi, per Jumat sudah ada 21 pasien positif Covid-19 di Depok dengan 2 korban jiwa dan 4 orang berhasil sembuh.
Selain itu, kini terdapat 178 pasien yang masih diawasi dan 533 orang yang masih dalam pemantauan terkait Covid-19.
Pemerintah terus menggaungkan instruksi agar warga tetap bertahan di dalam rumah selama pandemi Covid-19 untuk memutus rantai penularan, kecuali terpaksa keluar rumah untuk kebutuhan mendesak.
Warga diminta menjauhi diri dari kerumunan yang dapat mempermudah penularan Covid-19.
Secara nasional, temuan kasus Covid-19 juga terus bertambah.
Berdasarkan data terakhir yang disampaikan pemerintah, ada 1.046 kasus Covid-19 di Indonesia.
Sebanyak 87 pasien di antaranya meninggal dan 46 orang sembuh.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/03/27/19391301/wali-kota-depok-krisis-apd-untuk-tenaga-medis