Salin Artikel

Cerita Pegawai PO Bus Kehilangan Pekerjaan karena Pandemi Covid-19...

Jumlah tersebut terus merangkak semenjak Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus Covid-19 pertama kali pada 2 Maret 2020 lalu.

Angka kasus Covid-19 yang bertambah tiap harinya membuat pemerintah menerapkan sejumlah kebijakan guna mencegah penyebaran Covid-19.

Imbauan kepada masyarakat untuk tetap berada di rumah dan tidak beraktivitas di luar rumah juga terus digemakan melalui media massa.

Pemerintah juga menganjurkan kepada perkantoran agar menerapkan kebijakan work from home atau kerja dari rumah untuk para karyawannya.

Imbauan tidak keluar rumah itu juga termasuk anjuran untuk tidak berpergian ke luar kota.

Masyarakat diimbau untuk tidak pergi ke luar kota baik dengan kendaraan pribadi atau kendaraan umum.

Operasional sejumlah moda transportasi, seperti MRT, LRT, dan transjakarta mulai dikurangi. 

Beberapa perusahaan otobus (PO) di berbagai terminal juga dianjurkan untuk menghentikan sementara operasional bus selama pandemi Covid-19 ini.

Alhasil, sejumlah PO bus di berbagai terminal pun terpaksa tutup atau tidak beroperasi.

Hal itu seiring dengan jumlah penumpang yang menurun drastis karena masyarakat pun khawatir tertular Covid-19.

Suasana ini terasa di Terminal Kampung Rambutan.

Lintong Nadapdap, seorang pegawai PO bus di Terminal Kampung Rambutan, kini tidak bisa bekerja karena PO bus tempatnya bekerja tutup.

"Kalau penurunannya (penumpang) dibilang berapa persen, kayaknya ini bukan persen-persenan lagi, ini drop ini, turun total ini. Ini dua minggulah, dua minggu terakhir ini drop," kata Lintong di Terminal Kampung Rambutan, Jumat.

"Ya memang tidak ada penumpangnya sama sekali, karena ada berita lockdown itu, jadi penumpang juga ragu mungkin," ucap Lintong.

Ia mengatakan bahwa sejumlah PO bus di Terminal Kampung Rambutan tutup karena sepi penumpang.

Kendati demikian, masih ada beberapa PO bus yang beroperasi, meski menurutnya itu tidak berjalan maksimal.

"Bus yang berangkat juga itu tidak maksimal. Mungkin mereka penyatuannya ke terminal-terminal lainnya ya saya tidak paham lah, tapi tidak maksimal lah," ujar Lintong.

Jumlah bus yang berada di terminal pun dalam dua pekan terakhir semakin sedikit dibanding hari normal.

Sejumlah PO bus yang tutup sudah memarkirkan kembali bus-busnya di tempat penampungan atau pul bus.

Lintong bersama beberapa rekannya yang se-nasib pun kini hanya bisa bertahan di terminal dan tidak tahu harus berbuat apa karena tidak bisa bekerja setelah PO bus berhenti operasi.

Mereka kini kehilangan pekerjaan.

"Ya kalau kitanya (pegawai PO) ya tunggu di sini saja tidak tahu tunggu harapan apa juga tidak tahu," ujar Lintong.

Kini, Lintong hanya bisa berharap agar pemerintah memperhatikan orang yang bernasib seperti dirinya yang terpaksa kehilangan pekerjaan akibat wabah Covid-19.

Apalagi, mungkin sebagian besar dari mereka yang bernasib seperti Lintong merupakan kepala keluarga yang harus menghidupi keluarganya masing-masing.

"Harapan saya buat pemerintah ya diperhatikan juga karena kita yang bekerja di Terminal Kampung Rambutan ini, yang bekerja di angkutan, baik di bus, metromini, kopaja, dan lainnya mohon diperhatikanlah, karena kita manusia juga, kita bagian dari Indonesia juga, ya butuh makan juga," ujar Lintong.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/04/07551471/cerita-pegawai-po-bus-kehilangan-pekerjaan-karena-pandemi-covid-19

Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke