Demikian disampaikan Komandan Satuan Tugas Kesehatan RSD Wisma Atlet Kemayoran, Brigjen TNI dr Agung Hermawanto, Selasa (7/4/2020).
Agung menyatakan, 73 orang tersebut dinyatakan positif Covid-19 berdasarkan hasil rapid test Covid-19.
Perlu ada pemeriksaan lanjutan untuk memastikan apakah mereka terinfeksi Covid-19 atau tidak.
Jajaran Suku Dinas Kesehatan Jakarta Barat, kata Agung, melakukan rapid test terhadap mereka pada Maret 2020.
Pada 26 Maret 2020, tiga orang di antaranya dinyatakan positif Covid-19.
"Pada 27 Maret 2020, datang lagi jemaah Kebon Jeruk sejumlah 39 orang ke RSD Wisma Atlet untuk diisolasi dengan status ODP," jelas Agung, dalam keterangan tertulisnya kepada seperti dikutip Tribun Jakarta.
"Kemudian pada 2 April 2020, datang lagi jemaah tablig sejumlah 31 orang (13 WNA dan 18 WNI) dinyatakan positif Corona, dan dilakukan rawat inap di RSD Wisma Atlet untuk diisolasi," lanjutnya.
Agung menjelaskan, total ada 73 orang yang terindikasi positif Covid-19.
Agung mengimbau, masyarakat berhati-hati karena virus Corona bisa menyerang siapa saja, tanpa terkecuali.
"Tidak ada yang kebal dengan Covid-19. Kepada seluruh masyarakat rajin cuci tangan, jaga kebersihan diri dan lingkungan, jaga jarak, ikuti aturan yang ditetapkan oleh pemerintah," imbau Agung.
Para jemaah di Masjid Jami Kebon Jeruk awalnya diisolasi setelah tiga orang terinfeksi Covid-19.
Diisolasi dilakukan selama 14 hari mulai Kamis (26/3/2020).
Data pemerintah setempat, total ada 183 jemaah saat itu. Sebanyak 78 orang diantaranya merupakan warga negara asing dari berbagai negara.
Pada Jumat (27/3/2020) malam, sebanyak 39 jemaah dipindahkan secara bertahap dengan menggunakan bus ke Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran.
Dua makam Tionghoa
Biasanya masjid tersebut kerap didatangi jemaah dari berbagai daerah di Indonesia dan luar negeri untuk berziarah.
Berdasarkan sejarah masjid yang sebelumnya diulas Kompas.com, tempat ibadah jemaah Muslim tersebut didirikan oleh orang-orang dari keturunan China pada masa penjajahan Belanda pada tahun 1786.
Ini adalah masjid pertama yang dibangun oleh para peranakan Tionghoa yang tinggal di daerah Glodok.
"Masjid ini dulu didiriin pada 1786 sama peranakan Cina yang tinggal di Glodok," kata salah satu pengurus masjid Jammi, Nur Iman (70) saat ditemui Kompas.com, Senin (7/9/2009).
Pada masjid tersebut, terdapat dua makam Tionghoa yang dikabarkan semasa hidupnya masih memiliki ikatan tali kerabat dengan para pendiri masjid.
Makam itu saat ini dipagari oleh tembok, sedangkan untuk akses masuk tersedia sebuah pintu besi.
Pada batu nisan makam terdapat tulisan China, yang menyebutkan nama orang yang dikubur yaitu, Fatimah Hwu.
Selain itu di batu nisan tersebut juga terdapat tulisan Arab dengan angka 1792 yang dimungkinkan merupakan tahun meninggalnya.
Sementara nama penghuni makam lainnya tidak dapat diketahui karena batu nisan yang tak memiliki nama.
"Kira-kira tiga tahun kemarin ada warga keturunan (China) yang datang menziarahi kuburan itu. Katanya sih masih ada tali keluarga sama yang di kubur (di dalam kubur). Tapi sampai sekarang mereka nggak pernah datang-datang lagi," kata Nur Iman.
Artikel ini telah tayang di Tribunjakarta.com dengan judul "Positif Covid-19, Sebanyak 73 Jamaah Masjid Kebon Jeruk Ditempatkan di RS Darurat Corona Hari Ini."
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/07/15534361/terindikasi-corona-73-jemaah-masjid-kebon-jeruk-ditempatkan-di-rs-darurat