Salin Artikel

Dentuman Dini Hari di Bogor, Depok, dan Jakarta yang Masih Misterius

Sebagian warga merasakan getaran yang menyusul bunyi dentuman. Dentuman terdengar semakin keras di Jakarta bagian selatan.

"Dentumannya sempat 15 menit tidak berhenti. Kalau saya dengar, dentumannya di langit sebelah barat," ujar Setyo (27), warga Citayam, kepada Kompas.com, Sabtu dini hari.

Aksa (26) warga Bogor, menyebut bahwa dentuman begitu keras hingga beberapa benda di rumahnya bergetar.

"Teman-teman saya juga laporan, jendela dan pintu rumahnya getar tapi rumahnya tidak goyang karena gempa," ujar dia.

Bunyi dentuman juga terdengar ke kediaman Margareta (24) di bilangan Cilandak, Jakarta Selatan.

Margareta mengaku terbangun pada dini hari dan suara dentuman baginya cukup mengerikan.

"Ngeri banget bunyinya," ujar dia.

Namun, sayup dentuman terdengar makin samar di sisi timur Jakarta.

Di Cakung, Jakarta Timur, bunyi dentuman seperti hentakan subwoofer yang terdengar dari jalanan ketika sebuah mobil mengaktifkan soundsystem di dalamnya.

Di bilangan Pekayon, Kota Bekasi, Nadia (22) malah mengaku tak mendengar apa-apa sebelum keluar rumah dan memasang telinga lebih jeli.

"Awalnya saya enggak mendengar apa-apa. Begitu lihat di Twitter sedang ramai, saya baru keluar. Suaranya kecil sekali," ujar Nadia.

Kata kunci "dentuman" segera trending di media sosial Twitter, di bawah kata kunci "Anak Krakatau".

Warganet menduga, bunyi dentuman tersebut berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.

Sebagian warganet juga membagikan video berisi rekaman langit dengan latar suara dentuman yang cukup keras, seperti gelegar petir.

Dugaan itu berasal dari akun resmi Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengumumkan adanya erupsi Gunung Anak Krakatau pada pukul 02.19 WIB, namun mengutip riwayat letusan pada Jumat (10/4/2020) malam pukul 21.58 dan 22.35 yang tercatat pada website magma.esdm.go.id.

Mengutip situs itu, antara letusan pertama dan kedua yang tercatat di sana, terjadi lonjakan signifikan kolom abu letusan, dari 200 meter menjadi 500 meter di atas puncak Anak Krakatau.

Dari citra kamera pengawas Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), letusan Gunung Anak Krakatau terpantau terakhir pukul 23.42 WIB.

Hingga pukul 03.13 WIB, sayup suara dentuman masih terdengar hingga bilangan, namun intervalnya relatif jarang.

Sabtu pagi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengonfirmasi bahwa suara dentuman bukan berasal dari letusan Gunung Anak Krakatau.

"Terkait suara dentuman yang beberapa kali terdengar dan membuat resah masyarakat Jabodetabek, maka sejak tadi malam hingga pagi hari ini pukul 06.00 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan tidak terjadi aktivitas gempa tektonik yang kekuatannya signifikan di wilayah Jawa Barat, DKI Jakarta, dan Banten," jelas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono lewat keterangan resmi, Sabtu pagi.

"Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB dengan magnitudo M 2,4 tetapi gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan oleh masyarakat. Berdasarkan data tersebut maka BMKG memastikan bahwa suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik itu," imbuh dia.

https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/11/10420311/dentuman-dini-hari-di-bogor-depok-dan-jakarta-yang-masih-misterius

Terkini Lainnya

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Jenazah Brigadir RAT Diotopsi di RS Polri Sebelum Dibawa Keluarga ke Manado

Megapolitan
Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Kasus Kriminal di Depok Naik, dari Pencurian Guling hingga Bocah SMP Dibegal

Megapolitan
Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Pemprov DKI Bakal Bangun 2 SPKL Tahun Ini, Salah Satunya di Balai Kota

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke