Berbagai upaya dilakukan pemerintah untuk memutus rantai penyebaran Covid-19, salah satunya dengan penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Dengan PSBB, masyarakat diminta untuk berdiam di rumah dan tak boleh berkerumun. Bahkan, masyarakat dilarang untuk mudik ke kampung halaman menjelang Idul Fitri tahun ini.
Berbagai kebijakan itu berdampak pada ekonomi masyarakat. Hal itulah yang kini dirasakan Rokiyah, pedagang dodol khas Betawi di Beji, Depok, Jawa Barat.
Dodol merupakan salah satu makanan yang sering dicari orang menjelang dan selama bulan Ramadhan. Namun, karena ada pandemi Covid-19, Rokiyah kini sepi pesanan, padahal masa puasa Ramadhan telah dimulai Jumat ini.
Perempuan 63 tahun itu mengeluh karena hingga kini belum ada yang memesan dodolnya. Kondisi ini berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Dodol buatan Rokiyah merupakan incaran banyak orang, terutama warga Depok menjelang dan saat Ramadhan.
“Belum ada yang pesan. Nanti kalau sudah ada yang pesan baru ngebuat (dodol). Harusnya kalau bulan segini (jelang Ramadhan) sudah pada pesan dari jauh hari,” ujar Rokiyah, kemarin.
Biasanya, menjelang Ramadhan Rokiyah sudah belanja persediaan untuk membuat dodol. Hal itu tidak terjadi kali ini. Dia masih berada di rumah, menunggu ada yang memesan dodol.
“Biasanya mah hari gini sudah stok gula merah, gula pasir, beras untuk buat dodol. Sekarang belum ada pesanan,” ujar dia.
Ia menyatakan, para karyawannya sudah menunggu dan bertanya-tanya kapan membuat dodol. Rokiyah memang mengerjakan beberapa orang untuk membantunya membuat dodol.
“Karyawan saya mah udah nanyain kapan mulai buatnya. Lah saya bingung... kalau buat nanti siapa yang beli. Makanya, tiap ditanya saya senyum aja,” ujar dia.
Rokiyah mengatakan, harga bahan baku untuk membuat dodol melonjak di tengah pandemi Covid-19. Hal itu juga membuat dia ragu untuk membuat dan menjual dodol kali ini.
Jika harga dinaikkan, ia khawatir tak ada yang membeli dodolnya. Soalnya, kondisi ekonomi masyarakat juga umumnya sedang susah.
“Harga bahan semua naik, mau naikin harga, tapi takut pada enggak beli. Apalagi masyarakat masih bingung, rata-rata mikirin makan, ini malah beli dodol,” tutur dia.
Rokiyah mengemukakan, biasanya omzetnya saat Ramadhan sekitar Rp 5 hingga Rp 6 juta. Omzet seperti itu saat ini tidak mungkin diperoleh.
Dia hanya berharap Covid-19 segera lenyap dari Indonesia sehingga aktivitas warga bisa berjalan normal.
“Berharapnya Covid-19 enggak ada lagi, saya bisa jualan normal. Ya banyak-banyak berdoa bagi kita semua,” kata dia.
https://megapolitan.kompas.com/read/2020/04/24/08050511/ramadhan-pada-saat-pandemi-pedagang-dodol-pun-sepi-pesanan